16
KONSEP INOVASI
1.
Knowledge
Creating Company
a.
Arti
Pengelolaan
Berbasis Pengetahuan (Knowledge creating Management) yaitu mengelola korporasi pengetahuan melalui cara sistematis dan organisasional ditentukan proses
untuk memperoleh, mengorganisasikan,
mempertahankan, menerapkan, berbagi dan memperbaharui baik tacit dan eksplisit
pengetahuan karyawan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan menciptakan nilai
b.
Pengertian knowledge creating
company
Manajemen berbasis Pengetahuan adalah kumpulan perangkat, teknik, dan strategi untuk
mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi, meningkatkan, dan membagikan
pengertian dan pengalaman. Pengertian dan pengalaman semacam itu terbangun atas
pengetahuan, baik yang terwujudkan dalam seorang individu atau yang melekat di
dalam proses dan aplikasi nyata suatu organisasi. Fokus dari MP adalah untuk
menemukan cara-cara baru untuk menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang
bermanfaat, hingga akhirnya menjadi pengetahuan.
c.
Konsep
·
Membuat pengetahuan terkait
pengembangan produk dan jasa menjadi tersedia dalam bentuk eksplisit
·
Mencapai siklus pengembangan produk
baru yang lebih cepat
·
Memfasilitasi dan mengelola inovasi
dan pembelajaran organisasi
·
Mendaya-ungkit keahlian orang-orang
di seluruh penjuru organisasi
·
Meningkatkan keterhubungan jejaring
antara pribadi internal dan juga eksternal
·
Mengelola lingkungan bisnis dan memungkinkan
para karyawan untuk mendapatkan pengertian dan gagasan yang relevan terkait
pekerjaan mereka
·
Mengelola modal intelektual dan aset
intelektual di tempat kerja
d. Pelaksanaan
Pengelolaan pengetahuan itu pada umumnya diarahkan pada
tujuan-tujuan organisasional seperti peningkatan kinerja, memacu inovasi,
mempertahankan atau mengembangkan keuntungan komparatif, serta berbagi
informasi dan pengetahuan dalam organisasi. Intinya adalah bahwa jika
pengetahuan orang-orang dalam organisasi, baik secara perseorangan maupun
bersama-sama merupakan modal suatu organisasi, maka sebaiknya pengetahuan itu
dikelola dengan sebaik-baiknya.
e. Contoh
Penerapan
PT. Wing Indonesia, sebuah perusahaan
yang dimiliki secara penuh oieh Jepang, namun mempunyai karyawan seluruhnya
orang Indonesia telah menerapkan sebuah konsep manajemen "The Knowledge
Creating” dalam kesehariaan manajemennya. Penerapan ini diharap dapat
memberikan kontribusi yang berarti bagi produktivitas kerja perusahaan,
sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan pada akhirnya
kesejahteraan karyawannya.
Konsep yang mengutamakan bentuk
partisipatif karyawan terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan telah
berhasil dengan baik dilakukan pada PT. Wing Indonesia. "East Wing
Production "The Knowledge Creating", yang meliputi proses konversi
pengetahuan, adaptasi manajemen "middle-up-down", interaksi
komunikasi yang berlangsung, fungsionalisasi organisasi hypertext dan jaringan
kerja yang dimiliki. Selain itu penelitian ini juga menggunakan data pendukung
yaitu berupa data produksi yang dihasilkan dan umpan balik dari konsumen.
Penerapan konsep manajemen knowledge creating
company pada PT. Wing Indonesia berjalan baik. Dari beberapa indikator yang
digunakan dalam penelitian ini, secara keseluruhan menunjukan tingkat
pencapaian penerapan yang baik. Salah satu hal yang dapat dilihat secara nyata
adalah tingkat produksi inovasi molding yang semakin meningkat dan tingkat
kesalahan serta keluhan dari konsumen yang semakin menipis (mendekati angka
nol). Dalam era yang lebih kompetitif
dan trend globalisasi yang berlangsung, PT. Wing Indonesia telah mempersiapkan
sumber daya manusianya melalui proses pembelajaran dan sosialisasi kultur etos
kerja yang positif, inovasi-inovasi produk telah berjalan
http://lib.ui.ac.id/opac/themes/green/detail.jsp?id=74889
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pengetahuan
http://driyamedia.org/kebutuhan-pengetahuan/pengertian-konsep-pengelolaan-pengetahuan-knowledge-management/#.Vs6FbUARL7w
2. Knowledge Management
a.
Arti
Pengelolaan pengetahuan adalah upaya
yang sadar dan sengaja untuk mengelola informasi dan pengetahuan sebagai aset
lembaga, menjaga keberadaan pengetahuan dalam lembaga, termasuk didalamnya
upaya mengembangkan dan menangkap pengetahuan, pembelajaran dan pengalihan
pengetahuan serta pemanfaatan pengetahuan.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Knowledge_management)
b.
Pengertian Menurut Ahli
Menurut Laudon dan Laudon, knowledge
management berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari
lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis. Knowledge
Management adalah serangkaian proses yang dikembangkan dalam suatu organisasi
untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan
organisasi tersebut.
Menurut
Honeycutt, Knowledge management adalah suatu disiplin yang memperlakukan modal
intelektual sebagai aset yang dikelola. Sistem knowledge management memberikan
informasi yang tepat kepada orang yang tepat pada saat yang tepat. Knowledge
management mengubah pengalaman dan informasi menjadi hasil.
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2012/07/knowledge-management-definisi-knowledge.html
c.
Konsep
Knowledge Management
Knowledge Management secara konsep adalah sesuatu yang sudah sangat kuno,
tetapi Knowledge Management digunakan sebagai suatu filosofi dalam organisasi
bisnis adalah hal yang baru. Tujuan
dari Knowledge Management adalah mengidentifikasi, mengambil,
menyimpan, memelihara dan membagikan pengetahuan, yang pasti memiliki manfaat
bagi orang lain yang membutuhkannya, kapanpun dan dimanapun, dalam suatu
organisasi.
Inti dari Kowledge Management adalah, mengambil dan/atau menciptakan
knowledge, menyimpannya, dan membagikan lagi kepada orang lain dengan cara yang
sistematis dan efisien. Jadi Knowledge
Management adalah tentang berbagi
dan bekerjasama dalam suatu organisasi. Knowledge Management sangat berpotensi
untuk melakukan perubahan dramatis dalam berbagi keahlian, membuat keputusan,
dan menjalankan bisnis. Knowledge
Management adalah disiplin ilmu yang luas dan didefinisikan dalam bagian
berikut.
http://beritati.blogspot.co.id/2013/02/seri-knowledge-management-1.html
d.
Pelaksanaan
Knowledge Management
1)
Mengidentifikasi
Masalah Bisnis
2)
Mempersiapkan
untuk Perubahan
3)
Membuat
Team
4)
Melakukan
Audit Pengetahuan
5)
Menentukan
Fitur Utama
6)
Membangun
batas-batas untuk Knowledge Management
7)
Linking
Knowledge kepada People
http://johngoro.blog.binusian.org/2010/08/25/tujuh-langkah-langkah-untuk-menerapkan-knowledge-management-dalam-organisasi/
e.
Contoh
Penerapan
Penerapan
Knowledge Management di PT Unilever. PT Unilever menerapkan knowledge
management dengan berbagai cara, antara lain :
1) Komunikasi Pemasaran yang Bersifat One-Voice.
Maksudnya adalah, walaupun elemen
komunikasi pemasaran yang digunakan berbeda-beda dalam meraih konsumen namun
semua itu harus dapat dikoordinasi dengan cara yang tepat oleh berbagai
organisasi dan agensi yang bekerja pada elemen-elemen yang berbeda tersebut.
Komunikasi disini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan brand awareness atau
pencitraan produk yang baik saja, namun juga harus dapat menimbulkan hasil
penjualan yang baik.
2) Pengembangan SDM
Karyawan merupakan aset berharga
bagi ULI, karena itu mereka membuat strategi dan sistem human capital yang
komprehensif.Beberapa hal yang dilakukan antara lain Performance Development
Program (PDP) yaitu rencana pengembangan setiap karyawan sesuai dengan
pekerjaan masing-masing. setiap pertengahan tahun PDP dimonitor
melalui Continuous Improvement Discussion (CID) untuk membahas hal-hal
yang perlu dilakukan untuk pengembangan karyawan.
3) Budaya Coaching
Budaya coaching disini dilakukan
dengan menempatkan senior manager untuk menjadi coach suatu department. Sebelum
menjadi coach, mereka dibekali dengan pelatihan dan teknik coaching. Untuk
budaya coaching ini diberi nama Building Leaders as Generative Coaches.
4) Budaya Sharing Knowledge
ULI menuntuk senior manager menjadi
learning champion yang dengan sukarela membagi pengetahuan karena mereka adalah
ahli dalam bidangnya. Hal-hal yang dilakukan ULI adalah:
a) Learning award bagi management dan karyawan yang berkontribusi
aktif dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman.
b) Retrospect berupa program penulisan tacit yang diperoleh dari
pengalaman para karyawan, dan bagi yang dianggap baik akan dipublikasikan di
situs departemen mereka.
c) SOLAR (Share of Learning and Discussion) ajang dimana
pimpinan luar ULI datang sebagai narasumber
d) Good idea merupakan inisiatif yang memfasilitasi karyawan
(dengan berbagai level) untuk menyampaikan ide sederhana (dalam bentuk apapun)
yang memiliki dampak besar bagi organisasi.
http://cpratanto.blogspot.co.id/2012/06/penerapan-knowledge-management-di-pt.html
3.
Learning
Organization
a.
Arti
Organisasi belajar atau organisasi
pembelajaran adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus
menerus melakukan proses pembelajaran mandiri, sehingga organisasi tersebut
memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan
yang muncul.
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_belajar
b.
Pengertian
Menurut Ahli
Menurut
Pedler, Boydell dan Burgoyne, organisasi pembelajaran adalah Sebuah organisasi
yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus menerus
mentransformasikan diri.
Menurut
Sandra Kerka yang paling konseptual dari learning organization adalah asumsi
bahwa ‘belajar itu penting’, berkelanjutan, dan lebih efektif ketika dibagikan
dan bahwa setiap pengalaman adalah suatu kesempatan untuk belajar.
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_belajar
c.
Konsep
Learning Organization
Peter Senge (1999) mengemukakan bahwa
di dalam learning organization yang efektif diperlukan 5 dimensi yang akan
memungkinkan organisasi untuk belajar, berkembang, dan berinovasi yakni:
1.
Personal
Mastery adalah Kemampuan untuk secara terus menerus dan sabar memperbaiki
wawasan agar objektif dalam melihat realitas dengan pemusatan energi pada
hal-hal yang strategis. Organisasi pembelajaran memerlukan karyawan yang
memiliki kompetensi yang tinggi, agar bisa beradaptasi dengan tuntutan
perubahan, khususnya perubahan teknologi dan perubahan paradigma bisnis dari
paradigma yang berbasis kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan.
2.
Mental
Model, Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan
prasangka atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia
bekerja dengan lebih cepat. Dalam organisasi pembelajar, mental model ini didiskusikan,
dicermati, dan direvisi pada level individual, kelompok, dan organisasi.
3.
Shared
Vision Komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara murni
tanpa paksaan. Untuk menggerakkan organisasi pada tujuan yang sama dengan
aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan bersama diperlukan adanya visi
yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit yang ada dalam organisasi.
4.
Team
Learning, Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara adaptif, generatif, dan
berkesinambungan. Kini makin banyak organisasi berbasis tim, karena rancangan
organisasi dibuat dalam lintas fungsi yang biasanya berbasis team. Kemampuan
organisasi untuk mensinergikan kegiatan tim ini ditentukan oleh adanya visi
bersama dan kemampuan berfikir sistemik seperti yang telah diuraikan di atas.
5.
System
Thinking, Organisasi pada dasarnya
terdiri atas unit yang harus bekerja sama untuk menghasilkan kinerja yang
optimal. Unit-unit itu antara lain ada yang disebut divisi, direktorat, bagian,
atau cabang. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan
organisasi untuk melakukan pekerjaan secara sinergis. Kemampuan untuk membangun
hubungan yang sinergis ini hanya akan dimiliki kalau semua anggota unit saling
memahami pekerjaan unit lain dan memahami juga dampak dari kinerja unit tempat
dia bekerja pada unit lainnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_belajar
d.
Pelaksanaan
Learning Organization
a) Berorientasi pada
produk yang meliputi perbandingan karakteristik, kegunaan dan kinerja produk.
b) Berorientasi pada
efisiensi dalam menghadilkan produk.
c) Berorientasi pada
proses-proses bisnis tertentu yang menjadi sasaran analisis.
d) Berorientasi pada
perubahan yang mendasar dengan mengadaptasi strategi-strategi sukses.
e)
Berorientasi pada perbedaan-perbedaan budaya serta proses perencanaan
strategis.
e.
Contoh
Penerapan
Sebagai operator seluler yang
melayani banyak pengguna telepon seluler di Indonesia, pelayanan yang
berorientasi kepada kepuasan pelanggan menjadi hal yang sangat penting. PT XL
Axiata menerapkan budaya kerja yang tinggi dimana tak ada apresiasi setengah
hati bagi mereka yang berkontribusi maksimal. XL selalu mendukung penuh setiap
pribadi yang ingin berprestasi untuk kemajuan bersama. XL memperhatikan banyak
hal yang bagi kebanyakan mata terlewati untuk dicermati. XL memiliki sistem
yang terbukti memberikan ruang dan pendorong bagi pertumbuhan karir untuk masa
depan karyawannya. Berdasarkan laporan tahunan PT XL Axiata tahun 2010. XL
menerapkan enam elemen yang membedakan XL dari para kompetitornya yaitu :
a)
Selalu
berusaha mencapai hasil yang lebih baik. XL secara konsisten meminta
karyawannya untuk memberikan hasil yang lebih baik dan lebih efisien
b)
Diarahkan
dengan budaya sesuai contoh. Para pimpinan tingkat tinggi XL menunjukkan
komitmen terhadap nilai XL, hal ini merupkan contoh bagi semua karyawan
c)
Kolaborasi
antar bagian tidak ada halangan yang membatasi kerjasama antar bagian,
direktorat dan karyawan
d)
Penghargaan
terhadap yang berprestasi dan mengeluarkan yang tidak berprestasi. Setiap
karyawan mendapatkan penghargaan secara adil sesuai dengan hasil kerja dan
kontribusinya
e)
Mengutamakan
hasil. Suatu ide hanya akan dihargai apabila dijalankan dan membawa hasil yang
baik
f)
Mengembangkan
bakat dari internal dan eksternal. Selalu mencari orang-orang terbaik untuk
menjalankan usaha.
https://www.academia.edu/9848268/Learning_Organization
4. Benchmarking
a.
Arti
Benchmarking adalah
pendekatan yang secara terus menerus mengukur dan membandingkan produk barang
dan jasa, dan proses-proses dan praktik-praktiknya terhadap standar ketat yang
ditetapkan oleh para pesaing atau mereka yang dianggap unggul dalam bidang
tersebut. Dengan melakukan atau melalui benchmarking, suatu organisasi dapat
mengetahui telah seberapa jauh mereka dibandingkan dengan yang terbaiknya.
https://www.academia.edu/7884700/MERENCANAKAN_PROSES_BENCHMARKING
b.
Pengertian Menurut Ahli
Menurut Robert camp, Benchmarking adalah proses pengukuran yang kontinyu
menyangkut produk, jasa dan praktek-praktek perusahaan terhadap kompetitor
terbaik.
Menurut David Kearns, Benchmarking adalah suatu proses pengukuran
terus-menerus atas produk, jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang
terkuat atau badan usaha lain yang dikenal sebagai yang terbaik.
https://www.academia.edu/7884700/MERENCANAKAN_PROSES_BENCHMARKING
c. Konsep
Benchmarking
1) Mengidentifikasi
proses yang akan dipatok duga
2)
Proses yang akan dipatok duga dari
Gustinaria Sianturi adalah “sifat pemaaf dan mudah bersosialisasi” sedangkan
yang akan dipatok duga dari Marthalena Ginting adalah “ sifat tegas dan
bertanggung jawab”.
3)
Mencari perusahaan atau pesaing
sukses
4)
Dalam hal ini perusahaan yang
dimaksud adalah pribadi masing-masing yang dilihat dari sifat-sifat yang baik
pada pesaing atau kompetitor.
5)
Menentukan jenis data dan metode
pengumpulan data
6)
Jenis data yang akan diamati adalah
sifat dan karakter. Metode pengumpulan data adalah dengan pengamatan langsung
pada pribadi masing-masing.
d.
Pelaksanaan
1.
Merencanakan
proses benchmarking dan karakterisasi target yang akan di-benchmarking
2.
Pengumpulan
dan analisis data internal
3.
Pengumpulan
dan analisis data eksternal
4.
Peningkatan
kinerja target benchmarking
5.
Peningkatan
secara berkelanjutan
e.
Contoh Penerapan
PT JNE terhadap PT POS Indonesia.
Proses yang menjadi target, batas-batasnya, operasi-operasi yang
dicakup dan urutannya, dan masukan (input) serta keluarannya (output). Mulai
dari SDM, kinerja dan produk.
Dalam
tahap ini PT JNE membandingakan dari 4 benchmarking yaitu :
a. Benchmarking Intern (Internal
Benchmarking) yaitu berhubungan dengan perbandingan yang dibuat dalam
organisasi yang sama, misalnya diantara anak perusahaan, dan cabang-cabang
seperti benchmark yang dilakukan oleh PT. JNE di daerah yang berbeda atau
benchmarking yang dilakukan oleh Divisi Marketing dalam sistem kinerja pegawai
dalam perusahaan sejenis.
b. Benchmarking Kompetitif (Kompetitive
Benchmarking) yaitu berhubungan dengan membuat pebandingan dengan
kegiatan yang sama di tempat lain, seperti dengan pesaing dan rekan di daerah
lain namun dalam instansi yang berbeda. Misalnya benchmark yang dilakukan oleh PT. JNE dengan PT.Telkomsel dengan
objek benchmark customer service
gerai.
c. Benchmarking Fungsional (Functional
Benchmarking) adalah kategori yang paling menarik, hal ini dikarenakan
proses benchmarking pada
kategori ini dilakukan dengan membandingkan antara fungsi dan proses yang sama
dalam industri yang berbeda. Contohnya adalah benchmarking yang dilakukan
antara PT.JNE dengan PT.Garuda Airline yaitu dengan melakukan benchmark pada
sistem pengiriman meskipun untuk objek yang berbeda.
d. Benchmarking Umum
(Generic Benchmarking) membandingkan dimana beberapa fungsi bisnis dan proses
adalah sama tanpa mempedulikan ketidakserupaan atau ketidaksejenisan di antara
suatu organisasi, misalnya dari segi pelayanan. Contohnya adalah benchmarking yang dilakukan antara
PT.JNE dengan Pembayaran Pajak Samsat yaitu dengan melakukan benchmark pada
sistem pelayanan dengan menyediakan layanan mobil untuk mempermudah pelanggan.
https://www.academia.edu/7884700/MERENCANAKAN_PROSES_BENCHMARKING
5. Downsizing
a.
Arti
Downsizing
juga merupakan konsep atau metode alternatif untuk mengadakan pengurangan,
seperti pengurangan jam kerja, pekerjaan, pemborosan, dan penggambaran ulang.
b.
Pengertian
Menurut Indrajit rekayasa ulang
adalah pemikiran dasar dan rancangan proses bisnis yang radikal untuk mencapai
peningkatan yang dramatis dalam kondisi kritis, seperti biaya, kualitas,
kecepatan pelayanan.
Menurut
Hammer dan Champy usiness downsizing adalah pemikiran ulang secara fundamental
dan perancangan ulang secara radikal atas proses bisnis untuk mencapai
perbaikan-perbaikan dramatis dalam ukuran kritis dari performance, seperti
biaya, kualitas, layanan, dan kecepatan.
c. Konsep
1.
Rekayasa ulang bisnis tidak sama
dengan automation, karena automation sekedar berarti menggunakan peralatan yang
lebih canggih yang digerakkan oleh komputer, menggantikan cara kerja yang sudah
kuno yang digerakkan oleh tenaga manusia.
2.
Rekayasa ulang bisnis tidak sama
dengan downsizing, karena downsizing sekedar pengurangan kapasitas karena
dipaksa oleh pasar atau permintaan. Downsizing adalah melakukan hal yang lebih
sedikit dengan peralatan atau organisasi yang lebih sedikit (doing less with
less).
3.
Rekayasa ulang bisnis tidak sama
dengan reorganizing, karena ini hanya mengenai pengaturan kembali organisasi,
pengelompokan kembali pekerjaan, dan penataan kembali rentang kendali.
4.
Rekayasa ulang bisnis tidak sama
dengan Total Quality Management (TQM).
d. Pelaksanaan
Dengan adanya downsizing diterapkan
semata-mata melaluihitungan terbesar organisasi atau kombinasi atau lebih strategi
lain yang mengurangi banyaknya pekerjaan yang dilakukan.
e.
Contoh Penerapan
Pengurangan karyawan oleh PT Chevron Indonesia.
Dampak anjloknya harga minyak dunia hingga menyentuh level
US$ 20-an per barel pada awal tahun ini, telah memukul perusahaan minyak dan
gas bumi (migas) di seluruh dunia. Berbagai upaya dilakukan untuk
mempertahankan usahanya, mulai dari mengerem ekspansi bisnis, efisiensi
operasional hingga pengurangan jumlah karyawan. Pola seperti ini juga mulai
diterapkan perusahaan migas multinasional yang beroperasi di Indonesia.
Salah seorang petinggi perusahaan migas multinasional di
Indonesia mengabarkan, Chevron Indonesia berencana melakukan pemutusan hubungan
kerja (PHK) terhadap sekitar 1.500 orang karyawannya. Kebijakan tersebut akan mulai
dilakukan pada Maret mendatang. Berdasarkan informasi yang diperoleh, manajemen
Chevron di Indonesia memang tengah mempersiapkan program efisiensi usaha akibat
dampak anjloknya harga minyak dunia. Program itu meliputi pensiun dini dengan
skema golden shake hand
terhadap 25 persen dari total karyawannya. Berdasarkan laman situs Chevron,
perusahaan migas asal Amerika Serikat tersebut memiliki sekitar 6.300 karyawan
dan 30 ribu karyawan mitra kerja di Indonesia.
Tak cuma melakukan PHK, Chevron juga berencana menjalankan
program efisiensi terhadap tenaga kerja kontraktor dan efisiensi kegiatan
jasa penunjang bisnisnya di Indonesia. Bahkan, sebelumnya Chevron sudah
melakukan sejumlah efisiensi berupa pengurangan kegiatan dan fasilitas para
karyawan. Antara lain, menutup fasilitas kesehatan seperti rumahsakit dan
klinik, menghilangkan bantuan pendidikan dan sewa rumah bagi karyawannya,
hingga penghapusan kegiatan family
gathering. Selain itu, mengurangi penggunaan tenaga kerja lepas dan
memperketat kriteria kenaikan gaji berdasarkan prestasi (merit increase).
http://katadata.co.id/berita/2016/01/13/harga-minyak-anjlok-chevron-mulai-phk-karyawan-di-indonesia#sthash.UeiHHvKq.dpt
6.
Outsourcing
a. Arti
Outsourcing dalah
pemindahan pekerjaan (operasi) dari satu perusahaan
ke perusahaan lain
b. Pengertian
Maurice Greaver,
Outsourcing adalah tindakan mengalihkan beberapa aktivitas perusahaan dan
hak pengambilan keputusannya kepada pihak lain (outside provider), dimana
tindakan ini terikat dalam suatu kontrak kerjasama.
Muzni Tambusai,
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, mendefinisikan pengertian outsourcing sebagai memborongkan satu
bagian atau beberapa bagian kegiatan perusahaan yang tadinya dikelola sendiri
kepada perusahaan lain yang kemudian disebut sebagai penerima pekerjaan.
c. Konsep
Outsourcing
adalah aktivitas yang dilakukan untuk, suatu perusahaan oleh orang-orang selain
para karyawan yang bekerja penuh-waktu). Outsourcing merupakan kontrak kerja
dengan penyedia/pemasok luar untuk mengerjakan bagian-bagian tertentu dari
nilai rantai aktivitas-aktivitas normal perusahaan. Rantai nilai merupakan
aktivitas-aktivitas primer total dan pendukung tambahan nilai di mana
perusahaan menghasilkan, mendistribusikan dan memasarkan suatu produk).
d. Pelaksanaan
Menurut pasal 65 ayat 2 UUK
No.13/2003 pekerjaan yang akan di-outsource-kan
harus memenuhi syarat-syarat yaitu:
1.
dilakukan secara terpisah dari
kegiatan utama
2.
dilakukan dengan perintah langsung
atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan
3.
merupakan kegiatan penunjang
perusahaan secara keseluruhan
4.
tidak menghambat proses produksi
secara langsung
e. Contoh
Penerapan Outsourcing Sistem Informasi di PT. Pertamina
Sebagai
salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang
pengolahan minyak dan gas bumi, PT. Pertamina meningkatkan daya saing bisnisnya
dengan menggunakan suatu sistem informasi yang mengitegrasikan seluruh
aktifitas bisnis perusahaan yang disebut dengan Enterprise Resource
Planning atau ERP. Sistem informasi ini meupakan kunci dari segala
aktifitas dan kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pertamina mulai dari absen
pegawai, komunikasai, transaksi perusahaan, hingga cuti dan gaji pegawai terintegrasi
oleh sistem ini. Kurangnya sumber daya PT. Pertamina dalam pengadaan sistem ERP
membuat perusahaan tersebut melakukan outsourcing sistem informasi
ERP. Dalam penerapan outsourcing tersebut PT. Pertamina menggunakan
software MySAP sebagai program ERP mereka.
MySAP
merupakan salah satu aplikasi praktis ERP yang terbesar di dunia. Saat ini
penggunaan sistem ERP dengan label MySAP di terapkan hampir disemua perusahaan
negara di Indonesia. MySAP dipilih oleh PT. Pertamina sebagai outsourcing
sistem informasi berupa ERP karena kemudahan dan kepraktisan penggunaannya bagi
karyawan PT. Pertamina.
Kebijakan
PT. Pertamina dalam melakukan outsourcing sistem informasi ERP berupa MySAP
dilakukan dengan pembayaran loyalti untuk subscribe atau berlangganan
software MySAP yang dihitung bedasarkan pada jumlah akun setiap tahunnya.
Jumlah akun tersebut merupakan jumlah total karyawan PT. Pertamina yang
terkait dengan aktifitas internal dan eksternal perusahaan, sehingga PT.
Pertamina harus menyediakan anggaran dana yang cukup besar setiap tahunnya
untuk membayar loyalti sistem informasi ERP tersebut.
Keterbatasan
kemampuan dan sumber daya PT. Pertamina dalam pengadaan sistem informasi ERP
tersebut membuat PT. Pertamina bergantung kepada software MySAP sebagai tulag
punggung segala aktifitas transaksi perusahaan. Untuk itu PT. Pertamina dengan
divisi khusus IT-nya yang dikenal dengan CSS atau Cosporate Shared Service
terus mengembangkan berbagai metode sistem ERP pribadi perusahaan sehingga
kedepannya didapat sistem ERP yang paling cocok dengan kegiatan PT. Pertamina
tanpa harus berlangganan dan membayar loyalti, namun rencana tersebut masih
sebatas tingkat pengembangan.
Untuk
meminimalkan biaya berlangganan MySAP, PT. Pertamina melaluyi divisi CSSnya
mengupayakan sistem ID internet. Dengan sistem tersebut satu akun dalam MySAP
dapat digunakan oleh beberapa karyawan dalam satu divisi, sehingga anggaran
biaya berlangganan MySAP tahunan yang dikeluarkan PT. Pertamina dapat
diminimalkan.
http://reza51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/03/20/penerapan-outsourcing-sistem-informasi-di-pt-pertamina/
7. Reorganisasi
a.
Arti
Reorganisasi
adalah perubahan garis kewenangan, struktur organisasi,
struktur keuangan dan perubahan lainnya yang ditujukan untuk memperbaiki
struktur manajemen dan keuangan
suatu organisasi.
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/reorganisasi.aspx
b.
Pengertian
Menurut
Drs. A. Abdurrachman, reorganisasi, pada umumnya, adalah pengaturan atau
perbaikan mengenai susunan kapital suatu perseroan, biasanya yang meliputi
penarikan kembali semua efek yang belum diselesaikan, dan penggantiannya dengan
efek yang baru.
Menurut
Soekanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan kembali
norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang mengalami perubahan.
c.
Konsep
1. Menghitung nilai perusahaan
2. Menghitung tingkat kapitalisasi
atau tingkat multiple dan nilai perusahaan
3. Menentukan Struktur Modal yang
Baru
http://pajaksolusi.blogspot.co.id/2013/06/restrukturisasi-reorganisasi-dan.html
d.
Pelaksanaan
Rencana
reorganisasi didasarkan pada prinsip keadilan dan kelayakan. Prinisip keadilan
berarti semua pihak harus diperlakukan secara adil (fair). Prinsip
kelayakan berarti rencana tersebut harus layak (bisa) dilakukan. Sebagai
contoh, jika perusahaan mempunyai beban hutang terlalu tinggi sedangkan
kemampuan penjualan sangat kecil, maka reorganisasi tidak layak dilakukan.
Langkah-langkah
reorganisasi:
1) Menentukan Nilai Perusahaan
Penilaian
yang sering digunakan, dan yang termasuk sederhana, adalah menghitung nilai
perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi.
2) Menentukan Struktur Modal yang
Baru
Struktur
modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa
beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk mengurangi beban tetap tersebut, total
hutang biasanya akan dikurangi. Jika tidak ada lagi harapan bahwa operasi
perusahaan akan berhasil, maka likuidasi merupakan alternatif satu-satunya yang
mungkin dilakukan oleh perusahaan.
Likuidasi
adalah proses dimana sebuah perusahaan sebagai suatu badan hukum berhenti
beroperasi dengan cara mengakhiri hidup perusahaan tersebut. (Christopher
Pass & Bryan Lowes. Kamus Lengkap Ekonomi 1994). Proses demikian dapat
dimulai atas permintaan para kreditor karena perusahaan dianggap telah
bangkrut. Orang yang ditunjuk sebagai likuidator menjual seluruh aset perusahaan
seharga nilai realisasinya nanti. Hasil dari perjanjian tersebut digunakan
untuk membayar kewajiban-kewajiban utama pada para kreditor. Jika dana hasil
penjualan aktiva tidak mencukupi untuk membayar kreditor, para kreditor
istimewa akan dibayar lebih dahulu baru kemudian para pemberi pinjaman biasa
dibayar dengan cara pembagian yang merata. Jika terdapat dana sisa ini akan
dibagikan secara merata diantara para pemegang saham perusahaan.
https://resum.wordpress.com/2011/01/05/kebangkrutan-dan-reorganisasi/
e.
Contoh penerapan
Seperti yang terjadi pada Dinas
Perhubungan Informasi dan Komunikasi kabupaten sijunjung, berdasarkan Perda
nomor 16 Tahun 2004 dimana Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Daerah di bidang Perhubungan, Pos dan Telekomunikasi. Sedangkan menurut
Perda Nomor 5 Tahun 2008 Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi mempunyai
tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang Perhubungan, informasi
dan komunikasi berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Dengan adanya
Reorganisasi perangkat daerah Dinas perhubungan informasi dan komunikasi yang
merupakan penggabungan dari 2 ( dua) SKPD tersebut, agar masalah pokok tersebut
dapat terkupas dan teranalisa denganbaik dan terarah.
implikasi reorganisasi Dinas
Perhubungan Kabupaten Sijunjung meliputi berbagai aspek antara lain efisiensi
Satuan Kerja Perangkat Daerahdimana tidak adanya struktur struktur organisasi
yang berlebihan/ tidak diperlukan, efisiensi Anggaran Daerah, serta peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.
http://repository.unand.ac.id/17537/1/IMPLIKASI_KEBIJAKAN_REORGANISASI_PERANGKAT_DAERAH.pdf
8. Restrukturisasi
a. Arti
Restrukturisasi
adalah kegiatan merubah struktur perusahaan, dalam hal ini bisa berarti
membesar atau makin kecil. Kegiatan akuisisi dan merjer yang dibicarakan pada
bab sebelumnya adalah termasuk restrukturisasi yang semakin membesar, karena
dalam kegiatan ini perusahaan bisa melakukan integerasi vertical untuk
mengamankan bahan bakunya dan atau distribusi hasil produksinya
http://pajaksolusi.blogspot.co.id/2013/06/restrukturisasi-reorganisasi-dan.html
b. Pengertian
Menurut David F
(1997) Restrukturisasi, sering disebut sebagai downsizing atau
delayering, melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja, unit kerja
atau divisi, ataupun pengurangan tingkat jabatan dalam struktur oganisasi
perusahaan. Pengurangan skala perusahaan ini diperlukan untuk memperbaiki
efisiensi dan efektifitas.
Menurut
Bramantyo (2004)
Strategi
restrukturisasi digunakan untuk mencari jalan keluar bagi perusahaan yang tidak
berkembang, sakit atau adanya ancaman bagi organisasi, atau industri diambang
pintu perubahan yang signifikan. Pemilik umumnya melakukan perubahan dalam tim
unit manajemen, perubahan strategi, atau masuknya teknologi baru dalam
perusahaan. Selanjutnya sering diikuti oleh akuisisi untuk membangun bagian
yang kritis, menjual bagian yang tidak perlu, guna mengurangi biaya akuisisi
secara efektif. Hasilnya adalah perusahaan yang kuat, atau merupakan
transformasi industri.
http://emidiawati.blogspot.co.id/2013/06/restrukturisasi-perusahaan.html
c. Konsep
1. Kompleksitas
Semakin banyak ragam atau
diferensiasi dalam tugas, kedudukan dan kegiatan, akan semakin kompleks
organisasinya. Diferensiasi itu berwujud jenis spesialisasi, tata pembagian
kerja, jumlah peringkat (level/eselon) pada hierarki dan bahkan branches di
berbagai tempat.
2.
Formalisasi
banyaknya aturan-aturan (rules) atau
regulasi dan prosedur untuk mengatur dan mengarahkan perilaku pegawai. Makin
banyak peraturan, makin tinggi tingkat formalitasnya.
3.
Sentralisasi
Menyangkut lokasi pada satu pusat
pengambilan keputusan.Dibalik itu terdapat pula organisasi yang
didesentralisasi, bahkan memberi otonomi kepada unit-unit yang berada jauh dari
pusat.Tingkat sentralisasi menentukan tipe struktur organisasi. Makin banyak
pelimpahan wewenang akan menghasilkan struktur organisasi yang
melebar.Sentralisasi dan desentralisasi merupakan dua bentuk ekstrim sistem
pengambilan keputusan organisasional.
d. Pelaksanaan
Sell off, perusahaan
yang mempunyai unit kegiatan yang beraneka ragam, pada suatu ketika dianggap
unit-unit tersebut dianggap tidak ekonomis lagi. Kondisi ini disebabkan
kemungkinan karena tingkat kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit mencapai economic of scale.
Spin Off, dilakukan apabila unit kegiatan
yang dimiliki suatu perusahaan dipisahkan dan berdiri sendiri menjadi
perusahaan baru. Dengan demikian perusahaan baru yang terpisah tersebut
memiliki manajemen sendiri yang independen dalam mengambil keputusan.
Mengurangi beban-beban yang
menghimpit perusahaan yaitu dengan :
Extension. Melalui perpanjangan, kreditor
bersedia memperpanjang masa jatuh tempo hutangnya. Sebagai contoh, hutang yang
pada mulanya jatuh tempo dalam lima tahun, sekarang diperpanjang menjadi
sepuluh tahun.
Komposisi (Composition). Komposisi dilakukan melalui
perubahan nilai hutang lama. Sebagai contoh, hutang lama sebesar Rp 100
diturunkan nilainya menjadi Rp 60. Meskipun nilai hutang turun, kreditor masih
bisa menerimanya karena nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
hutang jika perusahaan dilikuidasi.
Going Private, perusahaan
menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di Pasar Modal, hal ini bisa dilakukan
dengan membeli saham-saham yang sudah dipublish (bisa dibeli oleh direksi atau
dengan teman-temannya).
Leverage buy out, perusahaan menarik diri untuk
tidak terdaftar lagi di Pasar Modal (going
private) yang dilakukan dengan menggunakan dana pihak ketiga.
e. Contoh
penerapan
PT
Semen Indonesia Tbk (SMGR) dalam melaksanakan restrukturisasi
perusahaan-perusahaan semen nasional menjadi satu grup perusahaan yang kuat. Semen
Indonesia telah menjadi contoh restrukturisasi BUMN. Karena berhasil
membuktikan betapa mudahnya pembangunan dilakukan dengan bersatunya pabrik
semen-pabrik semen tersebut ke dalam Semen Indonesia Semen Indonesia telah
menjadi holding perusahaan semen nasional yang terdiri dari PT Semen Padang, PT
Semen Tonasa, PT Semen Gresik dan Semen Tanglong di Vietnam.
Keberhasilan restrukturisasi tersebut dibuktikan dengan terus berlanjutnya
pembangunan grup perusahaan semen nasional ini menjadi perusahaan semen
berskala internasional yang mampu bersaing dengan perusahaan sejenisnya di
seluruh dunia. Betapa suksesnya pola restrukturisasi ini bahkan Semen Indonesia
memiliki pabrik semen di luar negeri yaitu Semen Tanglong Vietnam bahkan ada
tawaran lagi di sana (Vietnam). Ini membuktikan perusahaan kita tidak cuma jago
kandang. Dan ini harusnya menjadi contoh BUMN-BUMN yang lain dalam melakukan
restrukturisasi.
http://finance.detik.com/read/2014/05/26/104110/2592194/1036/semen-indonesia-jadi-contoh-keberhasilan-restrukturisasi-bumn
9. Revitalisasi
a. Arti
Revitalisasi
adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu
hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu
atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti sangat
penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Revitalisasi
b. Pengertian
Menurut Gouillart dan Kelly,
Revitalisasi adalah upaya mendorong pertumbuhan dengan mengaitkan organisasi
kepada lingkungannya.
Menurut Asbhy, Revitalisasi adalah
mencakup perubahan yang dilaksanakan secara Quantum Leap, yaitu lompatan besar
yang tidak hanya mencakup perubahan bertahap atau incremental, melainkan
langsung menuju sasaran yang jauh berbeda dengan kondisi awal organisasi.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/531/jbptunikompp-gdl-dedehkusne-26501-6-babii.pdf
c. Konsep
Beberapa
prinsip dasar revitalisasi yang harus dipakai:
1.
Objek
revitalisasi (tempat atau masalah yang akan diberdayakan) jauh dalam rentang
waktu sebelumnya sudah pernah menjadi vital (sudah pernah terberdaya).
2.
Disaat
akan melakukan revitalisasi, tempat atau masalah yang menjadi objek dimaksud
dalam kondisi menurun atau kurang terberdaya lagi.
3.
Target
dilakukannya revitalisasi adalah untuk memulihkan kembali kondisi suatu tempat
atau masalah, minimal sama dengan vitalitas yang pernah digapai sebelumnya,
tambah bagus apabila lebih baik lagi.
d. Pelaksanaan
Dalam
frame ini secara utuh menggambarkan bahwa motiv pentingnya melakukan
revitalisasi, adalah karena banyak hal:
1.
Penurunan
Vitalitas Ekonomi Kawasan Perkotaan
Ekonomi
kawasan tidak stabil
Pertumbuhan
kawasan yang menurun
Produktifitas
Kawasan Menurun
Dis-ekonomi
Kawasan
Nilai
Properti Negatif (Rendah)
2.
Meluasnya
Kantong-Kantong Kumuh Yang Terisolir
Tidak
terjangkau secara spasial
Pelayanan
prasarana sarana yang terputus
Kegiatan
ekonomi, sosial dan budaya yang terisolir
3.
Prasarana
Dan Sarana Tidak Memadai
Penurunan
kondisi dan pelayanan prasarana (jalan/jembatan, air bersih, drainase sanitasi,
persampahan)
Penurunan
kondisi dan pelayanan sarana (pasar, ruang untuk industri, ruang ekonomi formal
dan informal, fasilitas budaya dan sosial, sarana transportasi)
4.
Degradasi
Kualitas Lingkungan
Kerusakan
ekologi perkotaan
Kerusakan
amenitas kawasan
5.
Kerusakan
Bentuk Dan Ruang Kota Tradisi Lokal
Destruksi
diri-sendiri
Destruksi
akibat Kreasi Baru
6.
Pudarnya
Tradisi Sosial Dan Budaya Setempat Dan Kesadaran Publik
Pudarnya
tradisi
7.
Lemahnya
kesadaran public
e. Contoh
perusahaan
Konsep Revitalisasi
yang dilakukan oleh Kota Banjarmasin Konsep revitalisasi dibagi menjadi 2 yaitu
Konsep Makro dan Mikro. Konsep Makro disusun dengan skala cakupan wilayah
penelitian secara keseluruhan. Sedangkan Konsep Mikro dirumuskan pada setiap
tipologi kemunduran. Konsep dirumuskan dengan cara melakukan komparasi kondisi
eksisting, hasil analisa sebelumnya, teori dan best practice yang relevan dan dijabarkan secara deskriptif.
Salah satu konsep pada faktor menurunnya kondisi fisik, sarana dan prasarana
yaitu “Konsep Ornamentasi Bangunan Dua Sisi, Ruang Terbuka dan Pedestrian Promenade”.
Konsep pada faktor
menurunnya aktivitas angkutan sungai yaitu “Optimalisasi angkutan sungai dengan
Transportation Demand Management (TDM) dan Integrasi Moda Sungai, Darat serta
Pedestrian Ways”. Konsep revitalisasi Makro dapat dilihat pada tabel 3.
Sedangkan konsep revitalisasi mikro dirumuskan pada setiap tipologi kemunduran
sebaga penjabaran dari konsep makro, konsep mikro pada tipologi kemunduran
sangat berat diantaranya “Pemugaran dengan pendekatan orientasi “Dua Sisi” dan
arsitektur hybrid pada Bangunan Pertokoan Sudimampir dan Simpang Hasanuddin”.
Pada tipologi kemunduran berat diantaranya “Konsep Peningkatan visibilitas dan
aksesibilitas melalui penempatan street furniture pada Dermaga Pasar Baru, Pasar
Lima dan Pasar Ujung Murung”. Sedangkan konsep pada tipologi kemunduran sedang
diantaranya “Konsep Preservasi Arsitektur Banjar dengan penyusunan RTBL Kampung
Tradisional Sungai Baru”. Konsep pada kemunduran ringan diantaranya “Penyediaan
Ruang Terbuka Hijau dengan konsep Green Wall dan Roof Garden pada
bangunan-bangunan komersial pada koridor jalan Lambung Mangkurat”.
https://www.academia.edu/10804533/Konsep_Revitalisasi_Pusat_Kota_Banjarmasin_Sebagai_Upaya_Pengembalian_Identitas_Kota
10. Human
Resources Development
a. Arti
Human
Resources Development (Sumber Daya Manusia/SDM) adalah suatu proses menangani
berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan
tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan
demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya
mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya
manusia juga dapat diartikan sebagai suatu prosedur yang berkelanjutan yang
bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang
yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat
organisasi memerlukannya.
http://rainbowgroup06hrd.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-tugas-dan-fungsi-hrd.html
b. Pengertian
Menurut
Weather dan Davis (1996), memberikan pengertian
sumber daya manusia sebagai pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Sebagaimana dikemukakan, bahwa dimensi pokok
sisi sumber daya adalah kontribusinya terhadap organisasi, sedangkan dimensi
pokok manusia adalah perlakuan kontribusi terhadapnya yang pada gilirannya akan
menentukan kualitas dan kapabilitas hidupnya.
Menurut
M.T.E. Hariandja (2002, h 2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti
modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi organisasi.
c. Konsep
Developing People yaitu pengembangan
kemampuan pegawai dalam potensi kerja. dapat menyelesaikan masalah denngan 4
tahapan yaitu :
1)
Obeservasi
2)
Empati
3)
Berdialog
4)
Intropeksi
Meningkatkan kecerdasan, dimana
kepala HRD selain dalam mengembangkan potensi pegawai ia wajib meningkatkan
kecerdasan pegawai yang ia miliki.
Dalam HRD, pengembangannya lenih
terpaku dalam mengembangkan intangibles dibandingkan tangibles. Karena
intangibles adalah aset yang tidak pernah habis dan dpat selalu dikembangkan
kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun. Dan dalam intangibles juga dapat
dilakukan pengembangan secara keseluruhan dari basic hingga kemampuan yang
telah handal.
d. Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan sumber daya
manusia tahapan pelaksanaan sumber daya manusia sebaiknya dimulai dengan step
mula-mula, ialah identifikasi kepentingan pengembangan. Dalam tahapan ini, kita
sejatinya hendak menggali proses pengembangan apakah yg paling sesuai bagi
individu tertentu. Dalam proses ini kita laksanakan asesmen berkaitan strenghts
serta areas for development dari tiap individu (karyawan). Asesmen bisa
dilakukan dgn lewat pola assessment center atau pun lewat observasi serta
evaluasi dari atasan masing-masing (trick ini lebih praktis dibanding mesti
memakai assessment center).
Dari hasil asesmen tersebut kita
setelah itu sanggup merumuskan acara pengembangan apakah yg serasi bagi
karyawan yg bersangkutan. Sebaiknya perumusan acara pengembangan hasil asesmen
ini tak cuma didasarkan kepada kelemahan karyawan, tapi justru mesti lebih
bertumpu kepada kemampuan yg dipunyai oleh karyawan tersebut (pendekatan
semacam ini disebut sbg strenght-based development) .menurut riset, pendekatan
semacam ini lebih efektif dibanding pendekatan yg bertumpu terhadap kelemahan
individu.
e. Contoh
Penerapan
Pada awal mula pada
tahun 2004, pemilik yang masih berusia muda ini merintis sendiri usahanya dari
nol. Pemilik mulai membangun perusahaan PT.Jaya Mas Mandiri Plus yang bergerak
di bidang manufaktur yaitu barang setengah jadi menjadi barang jadi. Pada tahun
2004, PT.Jaya Mas Mandiri Plus hanya memiliki jumlah karyawan sekitar 15 orang.
Tetapi sekarang jumlah perusahaan memiliki karyawan sekitar 180 orang, yang
terdiri atas beberapa bidang, antara lain produksi, pemasaran, keuangan dan HRD. Perusahaan ini berlokasi di JL.
Raya Margomulyo 44,Komplek Pergudangan Suri Mulia HH-19, Surabaya, Jawa Timur.
Segmen pasar yang digunakan oleh perusahaan dalam marketing adalah AGORA Vol. 1, No. 3, (2013) relationship. Dengan adanya relationship ini, perusahaan terus
bekembang dan berkembang. Dalam perkembangannya awal mula perusahaan tidak
semua pasar bisa dimasuki karena terhalangnya modal yang menentukan kapasitas
produksi
Tahap Training and Development ,PT.Jaya Mas Mandiri
Plus mempunyai cara sendiri untuk mengembangkan karyawannya seperti adanya visi
perusahaan, pemahaman teori, maupun training
and development. Perusahaan melakukan proses training and development sebanyak 1 (satu) tahun sekali dan
dilakukan pada bulan awal tahun, tetapi jika perusahaan mempunyai mesin baru,
jelas perusahaan akan melakukan training
pada karyawan yang bergerak di bidang produksi. Jadi, karyawan yang
paling sering melakukan training adalah
karyawan yang bekerja di bidang produksi. Ada karyawan tertentu yang
mendapatkan training yang
dilakukan perusahaan yaitu karyawan yang dinilai oleh perusahaan tidak mencapai
target perusahaan, tetapi jika perusahaan mempunyai mesin baru, bukan hanya
karyawan tertentu saja yang akann dilatih, melainkan semua karyawan di bidang
produksi.
Training and development ini merupakan suatu kegiatan yang penting
bagi perusahaannya, karena mengukur wawasan para karyawan yang bekerja dan
melatih karyawan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilannya untuk
melaksanakan pekerjaannya, meningkatkan moral dan karir karyawan, menjawab
kebutuhan perusahaan sesuai dengan kemampuan karyawan, efisiensi dan pencapaian
perusahaan, meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas, dan perusahaan
dapat berkembang. Training adalah
upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan kinerja
organisasi, jadi jika suatu perusahaan terus meningkat atau berkembang, maka training and development juga akan
terus ada.
11.
Reinventing Governent
a.
Arti
Reinventing
adalah upaya untuk menemukan kembali wawasan, nilai dan strategi baru.
b.
Pengertian
Menurut David Osborne dan Peter Plastrik (1997) dalam
bukunya “Memangkas Birokrasi”, Reinventing Government adalah “transformasi
system dan organisasi pemerintah secara fundamental guna menciptakan
peningkatan dramatis dalam efektifitas, efesiensi, dan kemampuan mereka untuk
melakukan inovasi.
c.
Konsep
Salah satu model pemerintahan di era
NPM adalah model pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992)
dalam Mardiasmo (2002), yang tertuang dalam pandangannya yang
dikenal dengan konsep ‘reinventing government”. Perspektif baru pemerintah
menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah :
1.
Pemerintahan
katalis
2.
Pemerintahan milik masyarakat
3.
Pemerintah yang kompetitif
4.
Pemerintah yang digerakkan
oleh misi;
5.
Pemerintah yang
berorientasi hasil
6.
Pemerintah berorientasi
pada pelanggan
7.
Pemerintahan wirausaha;
8.
Pemerintah antisipatif;
9.
Pemerintah desentralisasi;
10.
Pemerintah berorientasi pada mekanisme
pasar;
d.
Pelaksanaan
Menurut
Callahan (2003) dalam Muhammad (2008), kinerja organisasi menggambarkan
sampai seberapa jauh suatu organisasi mencapai hasil setelah dibandingkan
dengan kinerja terdahulu (previous performance), dengan organisasi lain
(benchmarking), dan sampai seberapa jauh meraih tujuan dan target yang telah
ditetapkan. Oleh karena Pemerintah tergolong dalam organisasi publik, maka
kinerjanya dapat dinilai dari sampai seberapa jauh ia memenuhi tuntutan
publik melalui pemberian public goods. Kinerja Pemerintah juga
menunjukkan sampai seberapa jauh
Pemerintah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana
dijanjikan kepada publik.Berdasarkan teori-teori dan studi
tentang kinerja, dapat diidentifikasikan faktor-faktor penting yang dapat
mempengaruhi atau berperan terhadap kinerja pemerintah. Faktor-faktor tersebut
adalah kapasitas manajemen, kebijakan, lingkungan, budaya
organisasi, kepemimpinan, faktor endowment, karakteristik pihak yang
dilayani, karakteristik tugas, struktur organisasi, dan teknologi (Muhammad,
2008). Muhammad (2008) menyatakan, bahwa apabila dikaitkan degan
konteks otonomi daerah di Indonesia saat ini, maka dapat
disimpulkan empat faktor yang sangat menentukan dinamika kerja
pemerintah daerah. Faktor-faktor tersebut adalah kapasitas manajemen,
budaya organisasi, lingkungan yang bersifat makro
(dorongan atau hambatan dari luar daerah), dan lingkungan yang
bersifat mikro (dorongan atau hambatan dari lingkungan lokal).
e.
Contoh Penerapan
Implementasi Reinventing Governent pada Departemen Kelautan dan Perikanan
:
1.
Kapasitas
Manajemen Kewirausahaan
Pengembangan Kapasitas Manajemen
Kewirausahaan merupakan prasyarat untuk meningkatkan kinerja Pemerintah. Hal
penting yang telah dilakukan adalah reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Pembenahan pertama adalah meningkatkan kinerja pegawai negeri dengan
memberikan insentif melalui tunjangan kinerja daerah.
Birokrasi pemerintah menghadapi masalah klasik yaitu
motivasi. Mereka tidak merasa penting untuk mengembangkan prestasi karena
sistem remunerasi yang tidak mengapresiasi pegawai berprestasi.
2.
Faktor
Lingkungan Makro
Faktor lingkungan makro yang pernah dijumpai berupa
kekakuan dari instansi pusat yang mengakibatkan daerah tidak mampu
memanfaatkan. potensi dan peluang bisnis di daerah, yaitu dalam hal adanya
larangan ekspor sapi dari Gorontalo. Beliau menghadapi hal ini dengan inovasi
sampai akhirnya Gorontalo diizinkan melakukan ekspor sapi.
3.
Faktor Budaya
Organisasi
Terobosan dan inovasi penting yang dilakukan adalah
mengubah mentalitas nelayan dengan memperkenalkan budaya kewirausahaan. Nelayan
di Gorontalo cenderung mencari ikan ketika sudah tidak
mempunyai uang, sedangkan bila uang cukup, mereka akan menikmati hasil sampai
uang tersebut habis. Kebiasaan seperti ini tidak mampu meningkatkan
kualitas hidup mereka. Terobosan yang dilakukan adalah
mengadopsi kebiasaan petani ke kehidupan nelayan. Nelayan diperkenalkan sistem
perikanan budidaya yang bersifat cepat
menghasilkan yaitu dengan memperkenalkan budidaya rumput laut.
Budidaya rumput laut menjadikan nelayan mempunyai keterikatan seperti petani
dengan sawahnya. Para nelayan mulai belajar berorganisasi dalam lingkup yang
lebih besar.
4.
Faktor
Endowment
DaerahFaktor endowment daerah
berkenaan dengan modal fisik dan modal sosial. Modal fisik berkaitan dengan
sumberdaya alam dan infrastruktur daerah, sementara modal
sosial berkenaan dengan penduduk, sumberdaya aparatur, nilai budaya yang
berkembang dalam masyarakat, sektor swasta, perguruan tinggi, partai
politik, dan pers lokal. Terobosan yang dilakukan
adalah dengan memanfaatkan faktor endowment daerah untuk meningkatkan produksi
pertanian, yaitu dengan memanfaatkan hasil inovasi teknologi pengairan untuk
memperluas jangkauan irigasi pertanian lahan kering.
http://www.itjen.kkp.go.id/artikel/39-ap/67-reinvent.html
12.
Performance Appraisal
a.
Arti
Performance Appraisal dapat diartikan sebagai penilai
prestasi ataupun penilaian kinerja terhadap suatu karyawan.
b.
Pengertian
Menurut Mondy dan Noe, Performance Appraisal adalah Sistem formal untuk memeriksa atau mengkaji dan mengevaluasi
secara berkala kinerja seseorang. Kinerja dapat pula dipandangan sebagai
perpaduan dari dua hal, yaitu hasil kerja (apa yang harus dicapai oleh
seseorang), dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya).
Menurut Lawler, Penilaian kerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh
karyawan dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya secara efisien dan efektif.
http://rokokdankorek.blogspot.co.id/2012/12/penilaian-kerja-performance-appraisal.html
c.
Konsep
Prinsip-prinsip
psikologi dalam penilaian kerja
1.
Penciptaan alat ukur yang obyektif
(Human Errors Anticipation).
2.
Memotivasi karyawan untuk bekerja
dengan optimal.
3.
Konseling pekerjaaan.
4.
Observasi pekerjaan karyawawan.
5.
Mediator antara keinginan karyawan
dengan keinginan perusahaan.
d.
Pelaksanaan
Metode
atau teknik penilaian kinerja karyawan dapat digunakan dengan pendekatan yang
berorientasi masa lalu dan masa depan.
1.
Metode
Penilaian Berorientasi Masa Lalu
Skala
peringkat (Rating Scale)
Daftar
pertanyaan (Checklist)
Metode
dengan pilihan terarah (Forced Choice Methode)
Metode peristiwa krisis (Critical
Incident Methode)
Metode catatan prestasi
Skala peringkat dikaitkan dengan
tingkah laku (Behivior Anchored Rating Scale)
Metode peninjauan lapangan (Field
Review Methode)
Tes dan observasi prestasi kerja
(Performance Test and Observation)
Pendekatan evaluasi komparatif
(Comparative Evaluation Approach)
2.
Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan
Penilaian diri sendiri (Self
Appraisal)
Manajemen berdasarkan sasaran (Management
By Objective)
Penilaian secara psikologis
Pusat penilaian (Assessment Center)
13.
Service
Excellent
1.
Arti
adalah
suatu pelayanan yang terbaik dan memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan.
Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi
standar kualitas suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan kepuasan
pelanggan / masyarakat .
2.
Pengertian
Menurut Elthainammy (1990), Pelayanan Prima (excellence service)
adalah suatu sikapatau cara karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan.
Dari defenisi tersebut dapatdipahami bahwa pelanggan/penerima layanan merupakan
faktor penting dalam unsur PelayananPrima.
3.
Konsep
1. Kemampuan (Ability)
2. Sikap (Attitude)
3. Penampilan (Apprearance)
4. Perhatian (Attention)
5. Tindakan (Action)
6. Tanggung jawab (Accountability)
4.
Pelaksanaan
Aplikasi pelayanan prima juga tidak berarti hanya meningkatkan
keprimaan pelayanan, tetapi merupakan proses pembaharuan pelayanan yang harus
terus menerus dilakukan, agar dapat memenuhi tuntunan masyarakat yang terus
meningkat. Tahap memulai proses pelayanan prima di komunitas yaitu pembaharuan
desain, sosialisasi dan koordinasi, penyusunan standar pelayanan, persiapan
penyelenggaraan, penyelenggaraan dan evaluasi.
5.
Contoh Penerapan
Pelayanan prima yang diberikan oleh pegawai
Alfamart.
ini saja, Pak/Bu? Isi pulsanya sekalian Pak/Bu?
Itulah beberapa sapaan khas
pramuniaga retail Indonesia, Alfamart. Bagi Anda pelanggan minimarket Alfamart,
pasti sudah tidak asing dengan sapaan-sapaan ramah tersebut. Manurut saya,
sapaan (greeting) tersebut tak
hanya sekedar formalitas yang telah menjadi aturan dari perusahaan, namun lebih
dari itu, greeting tersebut
juga mempunyai maksud untuk menjalin interaksi dan komunikasi yang baik antara
pelanggan dan pramuniaga (kasir).
Tak hanya itu, bila ditilik dari
sudut pandang manajerial, greeting-greeting
ramah tersebut juga merupakan salah satu bentuk pelayanan prima sebuah
organisasi (dalam hal ini perusahaan) kepada para pelanggannya. Vincent
Gespersz, seeorang ahli manajemen produksi, menyatakan bahwa kualitas pelayanan
meliputi beberapa dimensi dan salah satunya adalah kualitas pelayanan yang
berkaitan dengan kesopanan dan keramahan para pelaku bisnis. Dan inilah yang
diterapkan oleh perusahaan Alfamart sebagai salah satu perusahaan retail
terbesar di Indonesia.
Dan memang, dalam praktiknya ada
beberapa pihak yang kurang menyukai “ritual” semacam ini. Dan bahkan ada
pendapat yang menganggap hal tersebut menjadikan para kasir seperti robot. Buat
saya malah sebaliknya, meski kata-kata yang diucapkan cenderung sama, namun
bila sang pramuniaga (kasir) dapat sedikit berimprovisasi dengan greeting-greeting tersebut tanpa
mengurangi makna esensialnya, maka hal ini justru akan menjadikan nilai plus di mata pelanggan. Apalagi bila
ditambah dengan senyuman dengan cara merapatkan telapak tangan di depan dada
sembari mengucapkan terima kasih kepada semua pelanggan.
http://sendiridanrahasia.blogspot.co.id/2012/12/sapaan-khas-kasir-alfamart-sebagai.html
14. Good Government
1.
Arti
Good government adalah
suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh
pemerintah, masyarakatmadani, danswasta.
(Sumber: http://fajarbax89.blogspot.co.id/2011/05/good-government.html)
2.
Pengertian
Menurut
Kooiman
Good
governance adalah proses interaksi politik antara pemerintah dan rakyat di
berbagai bidang yang membahas tentang keentingan masyarakat luas dan tindakan
pemerintah atas kepentingan tersebut.
Menurut
World bank
Good
governance merupakan penyelenggaraan tata pembangunan yang sesuai dengan
prinsip demokrasi, bertanggung jawab, bebas dari unsure korupsi dan menerapkan
disiplin meumutuskan anggaran.
3.
Konsep
·
Transparansi
(transparency)
·
Akuntabilitas
(accountability)
·
Pertanggungjawaban
(responsibility)
·
Independensi
(independency)
·
Kesetaraan
dan kewajaran (fairness)
4.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
good government yang benar-benar jadi tantangan dari Kabinet Persatuan Nasional
ini ialah dengan otonomi Daerah. Bagaimana refunctioning kewenangan-kewenangan
pusat daerah. Kemudian reposisi dari para pegawai ke daerah-daerah. Diplot
sesuai dengan kemampuan pendanaan daerah baik dari taxing power dan dari tax
share.
5.
Contoh
penerapan
Penerapan
good government pernah terjadi di Indonesia yaitu saat pemerintahan Kabinet
Persatuan Nasional Gus Dur –Mega baik dalam pembentukan maupun dalam
pelaksanaannya ada pengaruh besar dari pemikiran good government.
http://fajarbax89.blogspot.co.id/2011/05/g-government.html?m=1
15. Good Corporate Government
1.
Pengertian
Corporate governance merupakan seperangkat tata hubungan diantara
manajemen perseroan, direksi, komisaris, pemegang saham dan para pemangku
kepentingan lainnya. (OECD dalam Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata, 2007:17)
Corporate governance sebagai proses dan struktur yang diterapkan
dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang
saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders
yang lain. (IICG dalam G. Suprayitno, et all, 2004:18)
http://globallavebookx.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-good-corporate-governance.html?m=1
2.
Konsep
pertama, internal balance antar organ perusahaan RUPS, komisaris,
dan direksi dalam hal yang berkaitan dengan struktur kelembagaan dan mekanisme
operasional ketiga perusahaan tersebut. Kedua, external balance yaitu pemenuhan
tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam masyarakat dan
stakeholders.
3.
Pelaksanaan
1.
Good governance akan terwujud apabila kekuatan yang ada dapat
saling mendukung yaitu :
2.
Warga dan pihak swasta yang bertanggungjawab aktif dan memiliki
kesadaran, bersama dengan
3.
Pemerintah yang terbuka, tanggap, mau mendengar dan mau melibatkan
warga, serta
4.
Adanya kontrol yang berjalan dengan baik.