Kamis, 25 Februari 2016

16 konsep inovasi dalam pengembangan organisasi dan manajemen perubahan













16 KONSEP INOVASI
1.      Knowledge Creating Company
a.       Arti
Pengelolaan Berbasis Pengetahuan (Knowledge creating Management)  yaitu mengelola korporasi pengetahuan melalui cara sistematis dan organisasional ditentukan proses untuk memperoleh, mengorganisasikan, mempertahankan, menerapkan, berbagi dan memperbaharui baik tacit dan eksplisit pengetahuan karyawan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan menciptakan nilai
b.      Pengertian knowledge creating company
Manajemen berbasis Pengetahuan adalah kumpulan perangkat, teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi, meningkatkan, dan membagikan pengertian dan pengalaman. Pengertian dan pengalaman semacam itu terbangun atas pengetahuan, baik yang terwujudkan dalam seorang individu atau yang melekat di dalam proses dan aplikasi nyata suatu organisasi. Fokus dari MP adalah untuk menemukan cara-cara baru untuk menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang bermanfaat, hingga akhirnya menjadi pengetahuan.
c.       Konsep
·         Membuat pengetahuan terkait pengembangan produk dan jasa menjadi tersedia dalam bentuk eksplisit
·         Mencapai siklus pengembangan produk baru yang lebih cepat
·         Memfasilitasi dan mengelola inovasi dan pembelajaran organisasi
·         Mendaya-ungkit keahlian orang-orang di seluruh penjuru organisasi
·         Meningkatkan keterhubungan jejaring antara pribadi internal dan juga eksternal
·         Mengelola lingkungan bisnis dan memungkinkan para karyawan untuk mendapatkan pengertian dan gagasan yang relevan terkait pekerjaan mereka
·         Mengelola modal intelektual dan aset intelektual di tempat kerja
d.      Pelaksanaan
Pengelolaan pengetahuan itu pada umumnya diarahkan pada tujuan-tujuan organisasional seperti peningkatan kinerja, memacu inovasi, mempertahan­kan atau mengembangkan keuntungan komparatif, serta berbagi informasi dan pengetahuan dalam organisasi. Intinya adalah bahwa jika pengetahuan orang-orang dalam organisasi, baik secara perseorangan maupun bersama-sama merupakan modal suatu organisasi, maka sebaiknya pengetahuan itu dikelola dengan sebaik-baiknya.

e.       Contoh Penerapan
PT. Wing Indonesia, sebuah perusahaan yang dimiliki secara penuh oieh Jepang, namun mempunyai karyawan seluruhnya orang Indonesia telah menerapkan sebuah konsep manajemen "The Knowledge Creating” dalam kesehariaan manajemennya. Penerapan ini diharap dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi produktivitas kerja perusahaan, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan pada akhirnya kesejahteraan karyawannya.
Konsep yang mengutamakan bentuk partisipatif karyawan terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan telah berhasil dengan baik dilakukan pada PT. Wing Indonesia. "East Wing Production "The Knowledge Creating", yang meliputi proses konversi pengetahuan, adaptasi manajemen "middle-up-down", interaksi komunikasi yang berlangsung, fungsionalisasi organisasi hypertext dan jaringan kerja yang dimiliki. Selain itu penelitian ini juga menggunakan data pendukung yaitu berupa data produksi yang dihasilkan dan umpan balik dari konsumen.
Penerapan konsep manajemen knowledge creating company pada PT. Wing Indonesia berjalan baik. Dari beberapa indikator yang digunakan dalam penelitian ini, secara keseluruhan menunjukan tingkat pencapaian penerapan yang baik. Salah satu hal yang dapat dilihat secara nyata adalah tingkat produksi inovasi molding yang semakin meningkat dan tingkat kesalahan serta keluhan dari konsumen yang semakin menipis (mendekati angka nol).  Dalam era yang lebih kompetitif dan trend globalisasi yang berlangsung, PT. Wing Indonesia telah mempersiapkan sumber daya manusianya melalui proses pembelajaran dan sosialisasi kultur etos kerja yang positif, inovasi-inovasi produk telah berjalan
http://lib.ui.ac.id/opac/themes/green/detail.jsp?id=74889
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pengetahuan
http://driyamedia.org/kebutuhan-pengetahuan/pengertian-konsep-pengelolaan-pengetahuan-knowledge-management/#.Vs6FbUARL7w  
  
2.      Knowledge Management
a.       Arti           
Pengelolaan pengetahuan adalah upaya yang sadar dan sengaja untuk mengelola informasi dan pengetahuan sebagai aset lembaga, menjaga keberadaan pengetahuan dalam lembaga, termasuk didalamnya upaya mengembangkan dan menangkap pengetahuan, pembelajaran dan pengalihan pengetahuan serta pemanfaatan pengetahuan.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Knowledge_management)

b.      Pengertian Menurut Ahli
Menurut Laudon dan Laudon, knowledge management berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis. Knowledge Management adalah serangkaian proses yang dikembangkan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut.
Menurut Honeycutt, Knowledge management adalah suatu disiplin yang memperlakukan modal intelektual sebagai aset yang dikelola. Sistem knowledge management memberikan informasi yang tepat kepada orang yang tepat pada saat yang tepat. Knowledge management mengubah pengalaman dan informasi menjadi hasil.
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2012/07/knowledge-management-definisi-knowledge.html

c.       Konsep Knowledge Management
Knowledge Management secara konsep adalah sesuatu yang sudah sangat kuno, tetapi Knowledge Management digunakan sebagai suatu filosofi dalam organisasi bisnis adalah hal yang baru. Tujuan dari Knowledge Management adalah mengidentifikasi, mengambil, menyimpan, memelihara dan membagikan pengetahuan, yang pasti memiliki manfaat bagi orang lain yang membutuhkannya, kapanpun dan dimanapun, dalam suatu organisasi.
Inti dari Kowledge Management adalah, mengambil dan/atau menciptakan knowledge, menyimpannya, dan membagikan lagi kepada orang lain dengan cara yang sistematis dan efisien. Jadi Knowledge Management  adalah tentang berbagi dan bekerjasama dalam suatu organisasi. Knowledge Management sangat berpotensi untuk melakukan perubahan dramatis dalam berbagi keahlian, membuat keputusan, dan menjalankan bisnis. Knowledge Management adalah disiplin ilmu yang luas dan didefinisikan dalam bagian berikut.
http://beritati.blogspot.co.id/2013/02/seri-knowledge-management-1.html

d.      Pelaksanaan Knowledge Management
1)      Mengidentifikasi Masalah Bisnis
2)      Mempersiapkan untuk Perubahan
3)      Membuat Team
4)      Melakukan Audit Pengetahuan
5)      Menentukan Fitur Utama
6)      Membangun batas-batas untuk Knowledge Management
7)      Linking Knowledge kepada People
http://johngoro.blog.binusian.org/2010/08/25/tujuh-langkah-langkah-untuk-menerapkan-knowledge-management-dalam-organisasi/

e.       Contoh Penerapan
Penerapan Knowledge Management di PT Unilever. PT Unilever menerapkan knowledge management dengan berbagai cara, antara lain :
1)      Komunikasi Pemasaran yang Bersifat One-Voice.
Maksudnya adalah, walaupun elemen komunikasi pemasaran yang digunakan berbeda-beda dalam meraih konsumen namun semua itu harus dapat dikoordinasi dengan cara yang tepat oleh berbagai organisasi dan agensi yang bekerja pada elemen-elemen yang berbeda tersebut. Komunikasi disini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan brand awareness atau pencitraan produk yang baik saja, namun juga harus dapat menimbulkan hasil penjualan yang baik.
2)      Pengembangan SDM
Karyawan merupakan aset berharga bagi ULI, karena itu mereka membuat strategi dan sistem human capital yang komprehensif.Beberapa hal yang dilakukan antara lain Performance Development Program (PDP) yaitu rencana pengembangan setiap karyawan sesuai dengan pekerjaan masing-masing. setiap pertengahan tahun PDP dimonitor melalui Continuous Improvement Discussion (CID) untuk membahas hal-hal yang perlu dilakukan untuk pengembangan karyawan.
3)      Budaya Coaching
Budaya coaching disini dilakukan dengan menempatkan senior manager untuk menjadi coach suatu department. Sebelum menjadi coach, mereka dibekali dengan pelatihan dan teknik coaching. Untuk budaya coaching ini diberi nama Building Leaders as Generative Coaches.
4)      Budaya Sharing Knowledge
ULI menuntuk senior manager menjadi learning champion yang dengan sukarela membagi pengetahuan karena mereka adalah ahli dalam bidangnya. Hal-hal yang dilakukan ULI adalah:
a)      Learning award bagi management dan karyawan yang berkontribusi aktif dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman.
b)      Retrospect berupa program penulisan tacit yang diperoleh dari pengalaman para karyawan, dan bagi yang dianggap baik akan dipublikasikan di situs departemen mereka.
c)       SOLAR (Share of Learning and Discussion) ajang dimana pimpinan luar ULI datang sebagai narasumber
d)      Good idea merupakan inisiatif yang memfasilitasi karyawan (dengan berbagai level) untuk menyampaikan ide sederhana (dalam bentuk apapun) yang memiliki dampak besar bagi organisasi.
http://cpratanto.blogspot.co.id/2012/06/penerapan-knowledge-management-di-pt.html

3.      Learning Organization
a.       Arti
Organisasi belajar atau organisasi pembelajaran adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri, sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul.
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_belajar
b.      Pengertian Menurut Ahli
Menurut Pedler, Boydell dan Burgoyne, organisasi pembelajaran adalah Sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus menerus mentransformasikan diri.
Menurut Sandra Kerka yang paling konseptual dari learning organization adalah asumsi bahwa ‘belajar itu penting’, berkelanjutan, dan lebih efektif ketika dibagikan dan bahwa setiap pengalaman adalah suatu kesempatan untuk belajar.
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_belajar

c.       Konsep Learning Organization
Peter Senge (1999) mengemukakan bahwa di dalam learning organization yang efektif diperlukan 5 dimensi yang akan memungkinkan organisasi untuk belajar, berkembang, dan berinovasi yakni:
1.      Personal Mastery adalah Kemampuan untuk secara terus menerus dan sabar memperbaiki wawasan agar objektif dalam melihat realitas dengan pemusatan energi pada hal-hal yang strategis. Organisasi pembelajaran memerlukan karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi, agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, khususnya perubahan teknologi dan perubahan paradigma bisnis dari paradigma yang berbasis kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan.
2.      Mental Model, Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan prasangka atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia bekerja dengan lebih cepat. Dalam organisasi pembelajar, mental model ini didiskusikan, dicermati, dan direvisi pada level individual, kelompok, dan organisasi.
3.      Shared Vision Komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara murni tanpa paksaan. Untuk menggerakkan organisasi pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan bersama diperlukan adanya visi yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit yang ada dalam organisasi.
4.      Team Learning, Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara adaptif, generatif, dan berkesinambungan. Kini makin banyak organisasi berbasis tim, karena rancangan organisasi dibuat dalam lintas fungsi yang biasanya berbasis team. Kemampuan organisasi untuk mensinergikan kegiatan tim ini ditentukan oleh adanya visi bersama dan kemampuan berfikir sistemik seperti yang telah diuraikan di atas.
5.      System Thinking,  Organisasi pada dasarnya terdiri atas unit yang harus bekerja sama untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Unit-unit itu antara lain ada yang disebut divisi, direktorat, bagian, atau cabang. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi untuk melakukan pekerjaan secara sinergis. Kemampuan untuk membangun hubungan yang sinergis ini hanya akan dimiliki kalau semua anggota unit saling memahami pekerjaan unit lain dan memahami juga dampak dari kinerja unit tempat dia bekerja pada unit lainnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_belajar

d.      Pelaksanaan Learning Organization
a)      Berorientasi pada produk yang meliputi perbandingan karakteristik, kegunaan dan kinerja produk.
b)      Berorientasi pada efisiensi dalam menghadilkan produk.
c)      Berorientasi pada proses-proses bisnis tertentu yang menjadi sasaran analisis.
d)      Berorientasi pada perubahan yang mendasar dengan mengadaptasi strategi-strategi sukses.
e)      Berorientasi pada perbedaan-perbedaan budaya serta proses perencanaan strategis.
e.       Contoh Penerapan
Sebagai operator seluler yang melayani banyak pengguna telepon seluler di Indonesia, pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan menjadi hal yang sangat penting. PT XL Axiata menerapkan budaya kerja yang tinggi dimana tak ada apresiasi setengah hati bagi mereka yang berkontribusi maksimal. XL selalu mendukung penuh setiap pribadi yang ingin berprestasi untuk kemajuan bersama. XL memperhatikan banyak hal yang bagi kebanyakan mata terlewati untuk dicermati. XL memiliki sistem yang terbukti memberikan ruang dan pendorong bagi pertumbuhan karir untuk masa depan karyawannya. Berdasarkan laporan tahunan PT XL Axiata tahun 2010. XL menerapkan enam elemen yang membedakan XL dari para kompetitornya yaitu :
a)      Selalu berusaha mencapai hasil yang lebih baik. XL secara konsisten meminta karyawannya untuk memberikan hasil yang lebih baik dan lebih efisien
b)      Diarahkan dengan budaya sesuai contoh. Para pimpinan tingkat tinggi XL menunjukkan komitmen terhadap nilai XL, hal ini merupkan contoh bagi semua karyawan
c)      Kolaborasi antar bagian tidak ada halangan yang membatasi kerjasama antar bagian, direktorat dan karyawan
d)      Penghargaan terhadap yang berprestasi dan mengeluarkan yang tidak berprestasi. Setiap karyawan mendapatkan penghargaan secara adil sesuai dengan hasil kerja dan kontribusinya
e)      Mengutamakan hasil. Suatu ide hanya akan dihargai apabila dijalankan dan membawa hasil yang baik
f)       Mengembangkan bakat dari internal dan eksternal. Selalu mencari orang-orang terbaik untuk menjalankan usaha.
https://www.academia.edu/9848268/Learning_Organization
4.      Benchmarking
a.       Arti
Benchmarking adalah pendekatan yang secara terus menerus mengukur dan membandingkan produk barang dan jasa, dan proses-proses dan praktik-praktiknya terhadap standar ketat yang ditetapkan oleh para pesaing atau mereka yang dianggap unggul dalam bidang tersebut. Dengan melakukan atau melalui benchmarking, suatu organisasi dapat mengetahui telah seberapa jauh mereka dibandingkan dengan yang terbaiknya.
https://www.academia.edu/7884700/MERENCANAKAN_PROSES_BENCHMARKING
b.      Pengertian Menurut Ahli
Menurut Robert camp, Benchmarking adalah proses pengukuran yang kontinyu menyangkut produk, jasa dan praktek-praktek perusahaan terhadap kompetitor terbaik.
Menurut David Kearns, Benchmarking adalah suatu proses pengukuran terus-menerus atas produk, jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang terkuat atau badan usaha lain yang dikenal sebagai yang terbaik.
https://www.academia.edu/7884700/MERENCANAKAN_PROSES_BENCHMARKING
c.       Konsep Benchmarking
1)      Mengidentifikasi proses yang akan dipatok duga
2)      Proses yang akan dipatok duga dari Gustinaria Sianturi adalah “sifat pemaaf dan mudah bersosialisasi” sedangkan yang akan dipatok duga dari Marthalena Ginting adalah “ sifat tegas dan  bertanggung jawab”.
3)      Mencari perusahaan atau pesaing sukses
4)      Dalam hal ini perusahaan yang dimaksud adalah pribadi masing-masing yang dilihat dari sifat-sifat yang baik pada pesaing atau kompetitor.
5)      Menentukan jenis data dan metode pengumpulan data
6)      Jenis data yang akan diamati adalah sifat dan karakter. Metode pengumpulan data adalah dengan pengamatan langsung pada pribadi masing-masing.
d.      Pelaksanaan
1.      Merencanakan proses benchmarking dan karakterisasi target yang akan di-benchmarking
2.      Pengumpulan dan analisis data internal
3.      Pengumpulan dan analisis data eksternal
4.      Peningkatan kinerja target benchmarking
5.      Peningkatan secara berkelanjutan
e.       Contoh Penerapan
PT JNE terhadap PT POS Indonesia. Proses yang menjadi target, batas-batasnya, operasi-operasi yang dicakup dan urutannya, dan masukan (input) serta keluarannya (output). Mulai dari SDM, kinerja dan produk.
Dalam tahap ini PT JNE membandingakan dari 4 benchmarking yaitu :
a.       Benchmarking Intern (Internal Benchmarking) yaitu berhubungan dengan perbandingan yang dibuat dalam organisasi yang sama, misalnya diantara anak perusahaan, dan cabang-cabang seperti benchmark yang dilakukan oleh PT. JNE di daerah yang berbeda atau benchmarking yang dilakukan oleh Divisi Marketing dalam sistem kinerja pegawai dalam perusahaan sejenis.
b.      Benchmarking Kompetitif (Kompetitive Benchmarking) yaitu berhubungan dengan membuat pebandingan dengan kegiatan yang sama di tempat lain, seperti dengan pesaing dan rekan di daerah lain namun dalam instansi yang berbeda. Misalnya benchmark yang dilakukan oleh PT. JNE dengan PT.Telkomsel dengan objek benchmark customer service gerai.
c.       Benchmarking Fungsional (Functional Benchmarking) adalah kategori yang paling menarik, hal ini dikarenakan proses benchmarking pada kategori ini dilakukan dengan membandingkan antara fungsi dan proses yang sama dalam industri yang berbeda. Contohnya adalah benchmarking yang dilakukan antara PT.JNE dengan PT.Garuda Airline yaitu dengan melakukan benchmark pada sistem pengiriman meskipun untuk objek yang berbeda.
d.      Benchmarking Umum (Generic Benchmarking) membandingkan dimana beberapa fungsi bisnis dan proses adalah sama tanpa mempedulikan ketidakserupaan atau ketidaksejenisan di antara suatu organisasi, misalnya dari segi pelayanan. Contohnya adalah benchmarking yang dilakukan antara PT.JNE dengan Pembayaran Pajak Samsat yaitu dengan melakukan benchmark pada sistem pelayanan dengan menyediakan layanan mobil untuk mempermudah pelanggan.
https://www.academia.edu/7884700/MERENCANAKAN_PROSES_BENCHMARKING
 
5.      Downsizing
a.       Arti
Downsizing juga merupakan konsep atau metode alternatif untuk mengadakan pengurangan, seperti pengurangan jam kerja, pekerjaan, pemborosan, dan penggambaran ulang.
b.      Pengertian
Menurut Indrajit rekayasa ulang adalah pemikiran dasar dan rancangan proses bisnis yang radikal untuk mencapai peningkatan yang dramatis dalam kondisi kritis, seperti biaya, kualitas, kecepatan pelayanan.
Menurut Hammer dan Champy usiness downsizing adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal atas proses bisnis untuk mencapai perbaikan-perbaikan dramatis dalam ukuran kritis dari performance, seperti biaya, kualitas, layanan, dan kecepatan.
c.       Konsep
1.      Rekayasa ulang bisnis tidak sama dengan automation, karena automation sekedar berarti menggunakan peralatan yang lebih canggih yang digerakkan oleh komputer, menggantikan cara kerja yang sudah kuno yang digerakkan oleh tenaga manusia.
2.      Rekayasa ulang bisnis tidak sama dengan downsizing, karena downsizing sekedar pengurangan kapasitas karena dipaksa oleh pasar atau permintaan. Downsizing adalah melakukan hal yang lebih sedikit dengan peralatan atau organisasi yang lebih sedikit (doing less with less).
3.      Rekayasa ulang bisnis tidak sama dengan reorganizing, karena ini hanya mengenai pengaturan kembali organisasi, pengelompokan kembali pekerjaan, dan penataan kembali rentang kendali.
4.      Rekayasa ulang bisnis tidak sama dengan Total Quality Management (TQM).
d.      Pelaksanaan
Dengan adanya downsizing diterapkan semata-mata melaluihitungan terbesar organisasi atau kombinasi atau lebih strategi lain yang mengurangi banyaknya pekerjaan yang dilakukan.
e.       Contoh Penerapan
Pengurangan karyawan oleh PT Chevron Indonesia.
Dampak anjloknya harga minyak dunia hingga menyentuh level US$ 20-an per barel pada awal tahun ini, telah memukul perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di seluruh dunia. Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan usahanya, mulai dari mengerem ekspansi bisnis, efisiensi operasional hingga pengurangan jumlah karyawan. Pola seperti ini juga mulai diterapkan perusahaan migas multinasional yang beroperasi di Indonesia.
Salah seorang petinggi perusahaan migas multinasional di Indonesia mengabarkan, Chevron Indonesia berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.500 orang karyawannya. Kebijakan tersebut akan mulai dilakukan pada Maret mendatang. Berdasarkan informasi yang diperoleh, manajemen Chevron di Indonesia memang tengah mempersiapkan program efisiensi usaha akibat dampak anjloknya harga minyak dunia. Program itu meliputi pensiun dini dengan skema golden shake hand terhadap 25 persen dari total karyawannya. Berdasarkan laman situs Chevron, perusahaan migas asal Amerika Serikat tersebut memiliki sekitar 6.300 karyawan dan 30 ribu karyawan mitra kerja di Indonesia.
Tak cuma melakukan PHK, Chevron juga berencana menjalankan program efisiensi terhadap tenaga kerja kontraktor dan efisiensi kegiatan jasa penunjang bisnisnya di Indonesia. Bahkan, sebelumnya Chevron sudah melakukan sejumlah efisiensi berupa pengurangan kegiatan dan fasilitas para karyawan. Antara lain, menutup fasilitas kesehatan seperti rumahsakit dan klinik, menghilangkan bantuan pendidikan dan sewa rumah bagi karyawannya, hingga penghapusan kegiatan family gathering. Selain itu, mengurangi penggunaan tenaga kerja lepas dan memperketat kriteria kenaikan gaji berdasarkan prestasi (merit increase). 
http://katadata.co.id/berita/2016/01/13/harga-minyak-anjlok-chevron-mulai-phk-karyawan-di-indonesia#sthash.UeiHHvKq.dpt
    
6.      Outsourcing
a.       Arti
Outsourcing dalah pemindahan pekerjaan (operasi) dari satu perusahaan ke perusahaan lain

b.      Pengertian
Maurice Greaver, Outsourcing  adalah tindakan mengalihkan beberapa aktivitas perusahaan dan hak pengambilan keputusannya kepada pihak lain (outside provider), dimana tindakan ini terikat dalam suatu kontrak kerjasama.
Muzni Tambusai, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mendefinisikan pengertian outsourcing sebagai memborongkan satu bagian atau beberapa bagian kegiatan perusahaan yang tadinya dikelola sendiri kepada perusahaan lain yang kemudian disebut sebagai penerima pekerjaan.

c.       Konsep
Outsourcing adalah aktivitas yang dilakukan untuk, suatu perusahaan oleh orang-orang selain para karyawan yang bekerja penuh-waktu). Outsourcing merupakan kontrak kerja dengan penyedia/pemasok luar untuk mengerjakan bagian-bagian tertentu dari nilai rantai aktivitas-aktivitas normal perusahaan. Rantai nilai merupakan aktivitas-aktivitas primer total dan pendukung tambahan nilai di mana perusahaan menghasilkan, mendistribusikan dan memasarkan suatu produk).

d.      Pelaksanaan
Menurut pasal 65 ayat 2 UUK No.13/2003 pekerjaan yang akan di-outsource-kan harus memenuhi syarat-syarat yaitu:
1.      dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama
2.      dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan
3.      merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan
4.      tidak menghambat proses produksi secara langsung
e.       Contoh
Penerapan Outsourcing Sistem Informasi di PT. Pertamina
Sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang pengolahan minyak dan gas bumi, PT. Pertamina meningkatkan daya saing bisnisnya dengan menggunakan suatu sistem informasi yang mengitegrasikan seluruh aktifitas bisnis perusahaan yang disebut dengan Enterprise Resource Planning atau ERP. Sistem informasi ini meupakan kunci dari segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pertamina mulai dari absen pegawai, komunikasai, transaksi perusahaan, hingga cuti dan gaji pegawai terintegrasi oleh sistem ini. Kurangnya sumber daya PT. Pertamina dalam pengadaan sistem ERP membuat perusahaan tersebut melakukan outsourcing sistem informasi ERP. Dalam penerapan outsourcing tersebut PT. Pertamina menggunakan software MySAP sebagai program ERP mereka.
MySAP merupakan salah satu aplikasi praktis ERP yang terbesar di dunia. Saat ini penggunaan sistem ERP dengan label MySAP di terapkan hampir disemua perusahaan negara di Indonesia. MySAP dipilih oleh PT. Pertamina sebagai outsourcing sistem informasi berupa ERP karena kemudahan dan kepraktisan penggunaannya bagi karyawan PT. Pertamina.
Kebijakan PT. Pertamina dalam melakukan outsourcing sistem informasi ERP berupa MySAP dilakukan dengan pembayaran loyalti untuk subscribe atau berlangganan software MySAP yang dihitung bedasarkan pada jumlah akun setiap tahunnya.  Jumlah akun tersebut merupakan jumlah total karyawan PT. Pertamina yang terkait dengan aktifitas internal dan eksternal perusahaan, sehingga PT. Pertamina harus menyediakan anggaran dana yang cukup besar setiap tahunnya untuk membayar loyalti sistem informasi ERP tersebut.
Keterbatasan kemampuan dan sumber daya PT. Pertamina dalam pengadaan sistem informasi ERP tersebut membuat PT. Pertamina bergantung kepada software MySAP sebagai tulag punggung segala aktifitas transaksi perusahaan. Untuk itu PT. Pertamina dengan divisi khusus IT-nya yang dikenal dengan CSS atau Cosporate Shared Service terus mengembangkan berbagai metode sistem ERP pribadi perusahaan sehingga kedepannya didapat sistem ERP yang paling cocok dengan kegiatan PT. Pertamina tanpa harus berlangganan dan membayar loyalti, namun rencana tersebut masih sebatas tingkat pengembangan.
Untuk meminimalkan biaya berlangganan MySAP, PT. Pertamina melaluyi divisi CSSnya mengupayakan sistem ID internet. Dengan sistem tersebut satu akun dalam MySAP dapat digunakan oleh beberapa karyawan dalam satu divisi, sehingga anggaran biaya berlangganan MySAP tahunan yang dikeluarkan PT. Pertamina dapat diminimalkan.
http://reza51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/03/20/penerapan-outsourcing-sistem-informasi-di-pt-pertamina/

7.      Reorganisasi
a.       Arti
Reorganisasi adalah perubahan garis kewenangan, struktur organisasi, struktur keuangan dan perubahan lainnya yang ditujukan untuk memperbaiki struktur manajemen dan keuangan suatu organisasi.
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/reorganisasi.aspx

b.      Pengertian
Menurut Drs. A. Abdurrachman, reorganisasi, pada umumnya, adalah pengaturan atau perbaikan mengenai susunan kapital suatu perseroan, biasanya yang meliputi penarikan kembali semua efek yang belum diselesaikan, dan penggantiannya dengan efek yang baru.
Menurut Soekanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan kembali norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan.

c.       Konsep
1.      Menghitung nilai perusahaan
2.      Menghitung tingkat kapitalisasi atau tingkat multiple dan nilai perusahaan
3.      Menentukan Struktur Modal yang Baru
http://pajaksolusi.blogspot.co.id/2013/06/restrukturisasi-reorganisasi-dan.html

d.      Pelaksanaan
Rencana reorganisasi didasarkan pada prinsip keadilan dan kelayakan. Prinisip keadilan berarti semua pihak harus diperlakukan secara adil (fair). Prinsip kelayakan berarti rencana tersebut harus layak (bisa) dilakukan. Sebagai contoh, jika perusahaan mempunyai beban hutang terlalu tinggi sedangkan kemampuan penjualan sangat kecil, maka reorganisasi tidak layak dilakukan.
Langkah-langkah reorganisasi:
1)      Menentukan Nilai Perusahaan
Penilaian yang sering digunakan, dan yang termasuk sederhana, adalah menghitung nilai perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi.
2)      Menentukan Struktur Modal yang Baru
Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk mengurangi beban tetap tersebut, total hutang biasanya akan dikurangi. Jika tidak ada lagi harapan bahwa operasi perusahaan akan berhasil, maka likuidasi merupakan alternatif satu-satunya yang mungkin dilakukan oleh perusahaan.
Likuidasi adalah proses dimana sebuah perusahaan sebagai suatu badan hukum berhenti beroperasi dengan cara mengakhiri hidup perusahaan tersebut.  (Christopher Pass & Bryan Lowes. Kamus Lengkap Ekonomi 1994). Proses demikian dapat dimulai atas permintaan para kreditor karena perusahaan dianggap telah bangkrut. Orang yang ditunjuk sebagai likuidator menjual seluruh aset perusahaan seharga nilai realisasinya nanti. Hasil dari perjanjian tersebut digunakan untuk membayar kewajiban-kewajiban utama pada para kreditor. Jika dana hasil penjualan aktiva tidak mencukupi untuk membayar kreditor, para kreditor istimewa akan dibayar lebih dahulu baru kemudian para pemberi pinjaman biasa dibayar dengan cara pembagian yang merata. Jika terdapat dana sisa ini akan dibagikan secara merata diantara para pemegang saham perusahaan.
https://resum.wordpress.com/2011/01/05/kebangkrutan-dan-reorganisasi/

e.       Contoh penerapan
Seperti yang terjadi pada Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi kabupaten sijunjung, berdasarkan Perda nomor 16 Tahun 2004 dimana Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Perhubungan, Pos dan Telekomunikasi. Sedangkan menurut Perda Nomor 5 Tahun 2008 Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang Perhubungan, informasi dan komunikasi berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Dengan adanya Reorganisasi perangkat daerah Dinas perhubungan informasi dan komunikasi yang merupakan penggabungan dari 2 ( dua) SKPD tersebut, agar masalah pokok tersebut dapat terkupas dan teranalisa denganbaik dan terarah.
implikasi reorganisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Sijunjung meliputi berbagai aspek antara lain efisiensi Satuan Kerja Perangkat Daerahdimana tidak adanya struktur struktur organisasi yang berlebihan/ tidak diperlukan, efisiensi Anggaran Daerah, serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
http://repository.unand.ac.id/17537/1/IMPLIKASI_KEBIJAKAN_REORGANISASI_PERANGKAT_DAERAH.pdf

8.      Restrukturisasi
a.       Arti
Restrukturisasi adalah kegiatan merubah struktur perusahaan, dalam hal ini bisa berarti membesar atau makin kecil. Kegiatan akuisisi dan merjer yang dibicarakan pada bab sebelumnya adalah termasuk restrukturisasi yang semakin membesar, karena dalam kegiatan ini perusahaan bisa melakukan integerasi vertical untuk mengamankan bahan bakunya dan atau distribusi hasil produksinya
http://pajaksolusi.blogspot.co.id/2013/06/restrukturisasi-reorganisasi-dan.html
b.      Pengertian
Menurut David F (1997) Restrukturisasi, sering disebut sebagai downsizing atau delayering, melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja, unit kerja atau divisi, ataupun pengurangan tingkat jabatan dalam struktur oganisasi perusahaan. Pengurangan skala perusahaan ini diperlukan untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas.
Menurut Bramantyo (2004)
Strategi restrukturisasi digunakan untuk mencari jalan keluar bagi perusahaan yang tidak berkembang, sakit atau adanya ancaman bagi organisasi, atau industri diambang pintu perubahan yang signifikan. Pemilik umumnya melakukan perubahan dalam tim unit manajemen, perubahan strategi, atau masuknya teknologi baru dalam perusahaan. Selanjutnya sering diikuti oleh akuisisi untuk membangun bagian yang kritis, menjual bagian yang tidak perlu, guna mengurangi biaya akuisisi secara efektif. Hasilnya adalah perusahaan yang kuat, atau merupakan transformasi industri.
http://emidiawati.blogspot.co.id/2013/06/restrukturisasi-perusahaan.html
c.       Konsep
1.      Kompleksitas
Semakin banyak ragam atau diferensiasi dalam tugas, kedudukan dan kegiatan, akan semakin kompleks organisasinya. Diferensiasi itu berwujud jenis spesialisasi, tata pembagian kerja, jumlah peringkat (level/eselon) pada hierarki dan bahkan branches di berbagai tempat.
2.      Formalisasi
banyaknya aturan-aturan (rules) atau regulasi dan prosedur untuk mengatur dan mengarahkan perilaku pegawai. Makin banyak peraturan, makin tinggi tingkat formalitasnya.
3.      Sentralisasi
Menyangkut lokasi pada satu pusat pengambilan keputusan.Dibalik itu terdapat pula organisasi yang didesentralisasi, bahkan memberi otonomi kepada unit-unit yang berada jauh dari pusat.Tingkat sentralisasi menentukan tipe struktur organisasi. Makin banyak pelimpahan wewenang akan menghasilkan struktur organisasi yang melebar.Sentralisasi dan desentralisasi merupakan dua bentuk ekstrim sistem pengambilan keputusan organisasional.

d.      Pelaksanaan
Sell off, perusahaan yang mempunyai unit kegiatan yang beraneka ragam, pada suatu ketika dianggap unit-unit tersebut dianggap tidak ekonomis lagi. Kondisi ini disebabkan kemungkinan karena tingkat kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit mencapai economic of scale.
Spin Off, dilakukan apabila unit kegiatan yang dimiliki suatu perusahaan dipisahkan dan berdiri sendiri menjadi perusahaan baru. Dengan demikian perusahaan baru yang terpisah tersebut memiliki manajemen sendiri yang independen dalam mengambil keputusan.
Mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan yaitu dengan :
Extension. Melalui perpanjangan, kreditor bersedia memperpanjang masa jatuh tempo hutangnya. Sebagai contoh, hutang yang pada mulanya jatuh tempo dalam lima tahun, sekarang diperpanjang menjadi sepuluh tahun.
Komposisi (Composition). Komposisi dilakukan melalui perubahan nilai hutang lama. Sebagai contoh, hutang lama sebesar Rp 100 diturunkan nilainya menjadi Rp 60. Meskipun nilai hutang turun, kreditor masih bisa menerimanya karena nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan nilai hutang jika perusahaan dilikuidasi.
Going Private, perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di Pasar Modal, hal ini bisa dilakukan dengan membeli saham-saham yang sudah dipublish (bisa dibeli oleh direksi atau dengan teman-temannya).
Leverage buy out, perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di Pasar Modal (going private) yang dilakukan dengan menggunakan dana pihak ketiga.

e.       Contoh penerapan
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dalam melaksanakan restrukturisasi perusahaan-perusahaan semen nasional menjadi satu grup perusahaan yang kuat. Semen Indonesia telah menjadi contoh restrukturisasi BUMN. Karena berhasil membuktikan betapa mudahnya pembangunan dilakukan dengan bersatunya pabrik semen-pabrik semen tersebut ke dalam Semen Indonesia Semen Indonesia telah menjadi holding perusahaan semen nasional yang terdiri dari PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, PT Semen Gresik dan Semen Tanglong di Vietnam.

Keberhasilan restrukturisasi tersebut dibuktikan dengan terus berlanjutnya pembangunan grup perusahaan semen nasional ini menjadi perusahaan semen berskala internasional yang mampu bersaing dengan perusahaan sejenisnya di seluruh dunia. Betapa suksesnya pola restrukturisasi ini bahkan Semen Indonesia memiliki pabrik semen di luar negeri yaitu Semen Tanglong Vietnam bahkan ada tawaran lagi di sana (Vietnam). Ini membuktikan perusahaan kita tidak cuma jago kandang. Dan ini harusnya menjadi contoh BUMN-BUMN yang lain dalam melakukan restrukturisasi.
http://finance.detik.com/read/2014/05/26/104110/2592194/1036/semen-indonesia-jadi-contoh-keberhasilan-restrukturisasi-bumn


9.      Revitalisasi
a.       Arti
Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Revitalisasi
b.      Pengertian
Menurut Gouillart dan Kelly, Revitalisasi adalah upaya mendorong pertumbuhan dengan mengaitkan organisasi kepada lingkungannya.
Menurut Asbhy, Revitalisasi adalah mencakup perubahan yang dilaksanakan secara Quantum Leap, yaitu lompatan besar yang tidak hanya mencakup perubahan bertahap atau incremental, melainkan langsung menuju sasaran yang jauh berbeda dengan kondisi awal organisasi.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/531/jbptunikompp-gdl-dedehkusne-26501-6-babii.pdf
c.       Konsep
Beberapa prinsip dasar revitalisasi yang harus dipakai:
1.      Objek revitalisasi (tempat atau masalah yang akan diberdayakan) jauh dalam rentang waktu sebelumnya sudah pernah menjadi vital (sudah pernah terberdaya).
2.      Disaat akan melakukan revitalisasi, tempat atau masalah yang menjadi objek dimaksud dalam kondisi menurun atau kurang terberdaya lagi.
3.      Target dilakukannya revitalisasi adalah untuk memulihkan kembali kondisi suatu tempat atau masalah, minimal sama dengan vitalitas yang pernah digapai sebelumnya, tambah bagus apabila lebih baik lagi.
d.      Pelaksanaan
Dalam frame ini secara utuh menggambarkan bahwa motiv pentingnya melakukan revitalisasi, adalah karena banyak hal:
1.      Penurunan Vitalitas Ekonomi Kawasan Perkotaan
Ekonomi kawasan tidak stabil
Pertumbuhan kawasan yang menurun
Produktifitas Kawasan Menurun
Dis-ekonomi Kawasan
Nilai Properti Negatif (Rendah)
2.      Meluasnya Kantong-Kantong Kumuh Yang Terisolir
Tidak terjangkau secara spasial
Pelayanan prasarana sarana yang terputus
Kegiatan ekonomi, sosial dan budaya yang terisolir
3.      Prasarana Dan Sarana Tidak Memadai
Penurunan kondisi dan pelayanan prasarana (jalan/jembatan, air bersih, drainase sanitasi, persampahan)
Penurunan kondisi dan pelayanan sarana (pasar, ruang untuk industri, ruang ekonomi formal dan informal, fasilitas budaya dan sosial, sarana transportasi)
4.      Degradasi Kualitas Lingkungan
Kerusakan ekologi perkotaan
Kerusakan amenitas kawasan
5.      Kerusakan Bentuk Dan Ruang Kota Tradisi Lokal
Destruksi diri-sendiri
Destruksi akibat Kreasi Baru
6.      Pudarnya Tradisi Sosial Dan Budaya Setempat Dan Kesadaran Publik
Pudarnya tradisi
7.      Lemahnya kesadaran public

e.       Contoh perusahaan
Konsep Revitalisasi yang dilakukan oleh Kota Banjarmasin Konsep revitalisasi dibagi menjadi 2 yaitu Konsep Makro dan Mikro. Konsep Makro disusun dengan skala cakupan wilayah penelitian secara keseluruhan. Sedangkan Konsep Mikro dirumuskan pada setiap tipologi kemunduran. Konsep dirumuskan dengan cara melakukan komparasi kondisi eksisting, hasil analisa sebelumnya, teori dan best practice yang relevan dan dijabarkan secara deskriptif. Salah satu konsep pada faktor menurunnya kondisi fisik, sarana dan prasarana yaitu “Konsep Ornamentasi Bangunan Dua Sisi, Ruang Terbuka dan Pedestrian Promenade”.
Konsep pada faktor menurunnya aktivitas angkutan sungai yaitu “Optimalisasi angkutan sungai dengan Transportation Demand Management (TDM) dan Integrasi Moda Sungai, Darat serta Pedestrian Ways”. Konsep revitalisasi Makro dapat dilihat pada tabel 3. Sedangkan konsep revitalisasi mikro dirumuskan pada setiap tipologi kemunduran sebaga penjabaran dari konsep makro, konsep mikro pada tipologi kemunduran sangat berat diantaranya “Pemugaran dengan pendekatan orientasi “Dua Sisi” dan arsitektur hybrid pada Bangunan Pertokoan Sudimampir dan Simpang Hasanuddin”. Pada tipologi kemunduran berat diantaranya “Konsep Peningkatan visibilitas dan aksesibilitas melalui penempatan street furniture pada Dermaga Pasar Baru, Pasar Lima dan Pasar Ujung Murung”. Sedangkan konsep pada tipologi kemunduran sedang diantaranya “Konsep Preservasi Arsitektur Banjar dengan penyusunan RTBL Kampung Tradisional Sungai Baru”. Konsep pada kemunduran ringan diantaranya “Penyediaan Ruang Terbuka Hijau dengan konsep Green Wall dan Roof Garden pada bangunan-bangunan komersial pada koridor jalan Lambung Mangkurat”.

https://www.academia.edu/10804533/Konsep_Revitalisasi_Pusat_Kota_Banjarmasin_Sebagai_Upaya_Pengembalian_Identitas_Kota


10.  Human Resources Development
a.       Arti
Human Resources Development (Sumber Daya Manusia/SDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
http://rainbowgroup06hrd.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-tugas-dan-fungsi-hrd.html
b.      Pengertian
Menurut Weather dan Davis (1996), memberikan pengertian sumber daya manusia sebagai pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Sebagaimana dikemukakan, bahwa dimensi pokok sisi sumber daya adalah kontribusinya terhadap organisasi, sedangkan dimensi pokok manusia adalah perlakuan kontribusi terhadapnya yang pada gilirannya akan menentukan kualitas dan kapabilitas hidupnya.
Menurut M.T.E. Hariandja (2002, h 2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.
c.       Konsep
Developing People yaitu pengembangan kemampuan pegawai dalam potensi kerja. dapat menyelesaikan masalah denngan 4 tahapan yaitu :
1)      Obeservasi
2)      Empati
3)      Berdialog
4)      Intropeksi
Meningkatkan kecerdasan, dimana kepala HRD selain dalam mengembangkan potensi pegawai ia wajib meningkatkan kecerdasan pegawai yang ia miliki. 
Dalam HRD, pengembangannya lenih terpaku dalam mengembangkan intangibles dibandingkan tangibles. Karena intangibles adalah aset yang tidak pernah habis dan dpat selalu dikembangkan kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun. Dan dalam intangibles juga dapat dilakukan pengembangan secara keseluruhan dari basic hingga kemampuan yang telah handal.
d.      Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan sumber daya manusia tahapan pelaksanaan sumber daya manusia sebaiknya dimulai dengan step mula-mula, ialah identifikasi kepentingan pengembangan. Dalam tahapan ini, kita sejatinya hendak menggali proses pengembangan apakah yg paling sesuai bagi individu tertentu. Dalam proses ini kita laksanakan asesmen berkaitan strenghts serta areas for development dari tiap individu (karyawan). Asesmen bisa dilakukan dgn lewat pola assessment center atau pun lewat observasi serta evaluasi dari atasan masing-masing (trick ini lebih praktis dibanding mesti memakai assessment center).
Dari hasil asesmen tersebut kita setelah itu sanggup merumuskan acara pengembangan apakah yg serasi bagi karyawan yg bersangkutan. Sebaiknya perumusan acara pengembangan hasil asesmen ini tak cuma didasarkan kepada kelemahan karyawan, tapi justru mesti lebih bertumpu kepada kemampuan yg dipunyai oleh karyawan tersebut (pendekatan semacam ini disebut sbg strenght-based development) .menurut riset, pendekatan semacam ini lebih efektif dibanding pendekatan yg bertumpu terhadap kelemahan individu.

e.       Contoh Penerapan
Pada awal mula pada tahun 2004, pemilik yang masih berusia muda ini merintis sendiri usahanya dari nol. Pemilik mulai membangun perusahaan PT.Jaya Mas Mandiri Plus yang bergerak di bidang manufaktur yaitu barang setengah jadi menjadi barang jadi. Pada tahun 2004, PT.Jaya Mas Mandiri Plus hanya memiliki jumlah karyawan sekitar 15 orang. Tetapi sekarang jumlah perusahaan memiliki karyawan sekitar 180 orang, yang terdiri atas beberapa bidang, antara lain produksi, pemasaran, keuangan dan HRD. Perusahaan ini berlokasi di JL. Raya Margomulyo 44,Komplek Pergudangan Suri Mulia HH-19, Surabaya, Jawa Timur. Segmen pasar yang digunakan oleh perusahaan dalam marketing adalah AGORA Vol. 1, No. 3, (2013) relationship. Dengan adanya relationship ini, perusahaan terus bekembang dan berkembang. Dalam perkembangannya awal mula perusahaan tidak semua pasar bisa dimasuki karena terhalangnya modal yang menentukan kapasitas produksi
Tahap Training and Development ,PT.Jaya Mas Mandiri Plus mempunyai cara sendiri untuk mengembangkan karyawannya seperti adanya visi perusahaan, pemahaman teori, maupun training and development. Perusahaan melakukan proses training and development sebanyak 1 (satu) tahun sekali dan dilakukan pada bulan awal tahun, tetapi jika perusahaan mempunyai mesin baru, jelas perusahaan akan melakukan training pada karyawan yang bergerak di bidang produksi. Jadi, karyawan yang paling sering melakukan training adalah karyawan yang bekerja di bidang produksi. Ada karyawan tertentu yang mendapatkan training yang dilakukan perusahaan yaitu karyawan yang dinilai oleh perusahaan tidak mencapai target perusahaan, tetapi jika perusahaan mempunyai mesin baru, bukan hanya karyawan tertentu saja yang akann dilatih, melainkan semua karyawan di bidang produksi.
Training and development ini merupakan suatu kegiatan yang penting bagi perusahaannya, karena mengukur wawasan para karyawan yang bekerja dan melatih karyawan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilannya untuk melaksanakan pekerjaannya, meningkatkan moral dan karir karyawan, menjawab kebutuhan perusahaan sesuai dengan kemampuan karyawan, efisiensi dan pencapaian perusahaan, meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas, dan perusahaan dapat berkembang. Training adalah upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan kinerja organisasi, jadi jika suatu perusahaan terus meningkat atau berkembang, maka training and development juga akan terus ada.


11.  Reinventing Governent
a.       Arti
Reinventing adalah upaya untuk menemukan kembali wawasan, nilai dan strategi baru.
b.      Pengertian
Menurut David Osborne dan Peter Plastrik (1997) dalam bukunya “Memangkas Birokrasi”, Reinventing Government adalah “transformasi system dan organisasi pemerintah secara fundamental guna menciptakan peningkatan dramatis dalam efektifitas, efesiensi, dan kemampuan mereka untuk melakukan inovasi.
c.       Konsep
Salah satu model pemerintahan di era NPM adalah model pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) dalam Mardiasmo (2002), yang tertuang  dalam  pandangannya  yang dikenal dengan konsep ‘reinventing government”. Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah :
1.      Pemerintahan   katalis  
2.      Pemerintahan milik masyarakat
3.      Pemerintah yang kompetitif
4.      Pemerintah  yang  digerakkan oleh misi;
5.      Pemerintah  yang  berorientasi hasil
6.      Pemerintah  berorientasi  pada pelanggan
7.      Pemerintahan wirausaha;
8.      Pemerintah antisipatif;
9.      Pemerintah desentralisasi;
10.   Pemerintah berorientasi  pada mekanisme pasar;
d.      Pelaksanaan
Menurut  Callahan (2003)  dalam Muhammad (2008), kinerja organisasi menggambarkan sampai seberapa jauh suatu organisasi mencapai hasil setelah dibandingkan dengan kinerja terdahulu (previous performance), dengan organisasi lain (benchmarking), dan sampai seberapa jauh meraih tujuan dan target yang telah ditetapkan. Oleh karena Pemerintah tergolong dalam organisasi publik, maka kinerjanya dapat dinilai dari sampai seberapa jauh ia memenuhi tuntutan  publik  melalui  pemberian public goods. Kinerja Pemerintah juga menunjukkan  sampai  seberapa  jauh
Pemerintah  melaksanakan  tugas  dan fungsinya sebagaimana dijanjikan kepada publik.Berdasarkan  teori-teori  dan  studi tentang kinerja, dapat diidentifikasikan faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi atau berperan terhadap kinerja pemerintah. Faktor-faktor tersebut adalah kapasitas manajemen, kebijakan, lingkungan,  budaya  organisasi,  kepemimpinan, faktor endowment, karakteristik pihak yang dilayani, karakteristik tugas, struktur organisasi, dan teknologi (Muhammad, 2008). Muhammad (2008)   menyatakan, bahwa apabila dikaitkan degan konteks otonomi daerah di Indonesia saat ini, maka  dapat  disimpulkan  empat  faktor yang sangat menentukan dinamika kerja pemerintah daerah. Faktor-faktor tersebut adalah kapasitas manajemen, budaya  organisasi,  lingkungan  yang bersifat  makro (dorongan  atau  hambatan dari luar daerah), dan lingkungan yang bersifat mikro (dorongan atau hambatan dari lingkungan lokal).




e.       Contoh Penerapan
Implementasi Reinventing Governent  pada  Departemen Kelautan dan Perikanan :
1.      Kapasitas Manajemen Kewirausahaan
Pengembangan  Kapasitas  Manajemen Kewirausahaan merupakan prasyarat untuk meningkatkan kinerja Pemerintah. Hal penting yang telah dilakukan adalah reformasi birokrasi pemerintah daerah. Pembenahan pertama adalah meningkatkan kinerja pegawai negeri dengan memberikan  insentif  melalui  tunjangan kinerja daerah. Birokrasi pemerintah menghadapi  masalah  klasik  yaitu motivasi. Mereka tidak merasa penting untuk mengembangkan prestasi karena sistem remunerasi yang tidak mengapresiasi pegawai berprestasi.
2.      Faktor Lingkungan Makro
Faktor lingkungan makro yang pernah dijumpai berupa kekakuan dari instansi pusat yang mengakibatkan daerah tidak mampu memanfaatkan. potensi dan peluang bisnis di daerah, yaitu dalam hal adanya larangan ekspor sapi dari Gorontalo. Beliau menghadapi hal ini dengan inovasi sampai akhirnya Gorontalo diizinkan melakukan ekspor sapi.
3.      Faktor Budaya Organisasi
Terobosan dan inovasi penting yang dilakukan adalah mengubah mentalitas nelayan dengan memperkenalkan budaya kewirausahaan. Nelayan di  Gorontalo  cenderung  mencari ikan ketika sudah tidak mempunyai uang, sedangkan bila uang cukup, mereka akan menikmati hasil sampai uang tersebut habis. Kebiasaan seperti ini tidak mampu meningkatkan kualitas  hidup  mereka.  Terobosan yang dilakukan adalah mengadopsi kebiasaan petani ke kehidupan nelayan. Nelayan diperkenalkan sistem perikanan  budidaya  yang  bersifat cepat  menghasilkan  yaitu  dengan memperkenalkan budidaya rumput laut. Budidaya rumput laut menjadikan nelayan mempunyai keterikatan seperti petani dengan sawahnya. Para nelayan mulai belajar berorganisasi dalam lingkup yang lebih besar.
4.      Faktor Endowment
DaerahFaktor  endowment  daerah  berkenaan dengan modal fisik dan modal sosial. Modal fisik berkaitan dengan sumberdaya  alam  dan  infrastruktur daerah, sementara modal sosial berkenaan dengan penduduk, sumberdaya aparatur, nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat, sektor swasta, perguruan tinggi, partai politik,  dan  pers  lokal.  Terobosan yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan faktor endowment daerah untuk meningkatkan produksi pertanian, yaitu dengan memanfaatkan hasil inovasi teknologi pengairan untuk memperluas jangkauan irigasi pertanian lahan kering.
http://www.itjen.kkp.go.id/artikel/39-ap/67-reinvent.html

12.  Performance Appraisal
a.       Arti
Performance Appraisal dapat diartikan sebagai penilai prestasi ataupun penilaian kinerja terhadap suatu karyawan.
b.      Pengertian
Menurut Mondy dan Noe, Performance Appraisal adalah Sistem formal untuk memeriksa atau mengkaji dan mengevaluasi secara berkala kinerja seseorang. Kinerja dapat pula dipandangan sebagai perpaduan dari dua hal, yaitu hasil kerja (apa yang harus dicapai oleh seseorang), dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya).
Menurut Lawler, Penilaian kerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya secara efisien dan efektif.
http://rokokdankorek.blogspot.co.id/2012/12/penilaian-kerja-performance-appraisal.html
c.       Konsep
Prinsip-prinsip psikologi dalam penilaian kerja
1.      Penciptaan alat ukur yang obyektif (Human Errors Anticipation).
2.      Memotivasi karyawan untuk bekerja dengan optimal.
3.      Konseling pekerjaaan.
4.      Observasi pekerjaan karyawawan.
5.      Mediator antara keinginan karyawan dengan keinginan perusahaan.
d.      Pelaksanaan
Metode atau teknik penilaian kinerja karyawan dapat digunakan dengan pendekatan yang berorientasi masa lalu dan masa depan.
1.      Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu
Skala peringkat (Rating Scale)
Daftar pertanyaan (Checklist)
Metode dengan pilihan terarah (Forced Choice Methode)
Metode peristiwa krisis (Critical Incident Methode)  
 Metode catatan prestasi
Skala peringkat dikaitkan dengan tingkah laku (Behivior Anchored Rating Scale)
Metode peninjauan lapangan (Field Review Methode)  
Tes dan observasi prestasi kerja (Performance Test and Observation)
Pendekatan evaluasi komparatif (Comparative Evaluation Approach)
2.      Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan    
Penilaian diri sendiri (Self Appraisal)    
Manajemen berdasarkan sasaran (Management By Objective)
Penilaian secara psikologis
Pusat penilaian (Assessment Center)

13.  Service Excellent
1.      Arti
adalah suatu pelayanan yang terbaik dan memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan / masyarakat .

2.      Pengertian
Menurut Elthainammy (1990), Pelayanan Prima (excellence service) adalah suatu sikapatau cara karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan. Dari defenisi tersebut dapatdipahami bahwa pelanggan/penerima layanan merupakan faktor penting dalam unsur PelayananPrima.

3.      Konsep
1. Kemampuan (Ability)
2. Sikap (Attitude)
3. Penampilan (Apprearance)
4. Perhatian (Attention)
5. Tindakan (Action)
6. Tanggung jawab (Accountability)

4.      Pelaksanaan
Aplikasi pelayanan prima juga tidak berarti hanya meningkatkan keprimaan pelayanan, tetapi merupakan proses pembaharuan pelayanan yang harus terus menerus dilakukan, agar dapat memenuhi tuntunan masyarakat yang terus meningkat. Tahap memulai proses pelayanan prima di komunitas yaitu pembaharuan desain, sosialisasi dan koordinasi, penyusunan standar pelayanan, persiapan penyelenggaraan, penyelenggaraan dan evaluasi.

5.      Contoh Penerapan
Pelayanan prima yang diberikan oleh pegawai Alfamart.
ini saja, Pak/Bu? Isi pulsanya sekalian Pak/Bu?
Itulah beberapa sapaan khas pramuniaga retail Indonesia, Alfamart. Bagi Anda pelanggan minimarket Alfamart, pasti sudah tidak asing dengan sapaan-sapaan ramah tersebut. Manurut saya, sapaan (greeting) tersebut tak hanya sekedar formalitas yang telah menjadi aturan dari perusahaan, namun lebih dari itu, greeting tersebut juga mempunyai maksud untuk menjalin interaksi dan komunikasi yang baik antara pelanggan dan pramuniaga (kasir). 

Tak hanya itu, bila ditilik dari sudut pandang manajerial, greeting-greeting ramah tersebut juga merupakan salah satu bentuk pelayanan prima sebuah organisasi (dalam hal ini perusahaan) kepada para pelanggannya. Vincent Gespersz, seeorang ahli manajemen produksi, menyatakan bahwa kualitas pelayanan meliputi beberapa dimensi dan salah satunya adalah kualitas pelayanan yang berkaitan dengan kesopanan dan keramahan para pelaku bisnis. Dan inilah yang diterapkan oleh perusahaan Alfamart sebagai salah satu perusahaan retail terbesar di Indonesia. 
Dan memang, dalam praktiknya ada beberapa pihak yang kurang menyukai “ritual” semacam ini. Dan bahkan ada pendapat yang menganggap hal tersebut menjadikan para kasir seperti robot. Buat saya malah sebaliknya, meski kata-kata yang diucapkan cenderung sama, namun bila sang pramuniaga (kasir) dapat sedikit berimprovisasi dengan greeting-greeting tersebut tanpa mengurangi makna esensialnya, maka hal ini justru akan menjadikan nilai plus di mata pelanggan. Apalagi bila ditambah dengan senyuman dengan cara merapatkan telapak tangan di depan dada sembari mengucapkan terima kasih kepada semua pelanggan.
http://sendiridanrahasia.blogspot.co.id/2012/12/sapaan-khas-kasir-alfamart-sebagai.html
  
14.  Good Government
1.      Arti
Good government adalah suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakatmadani, danswasta.
(Sumber: http://fajarbax89.blogspot.co.id/2011/05/good-government.html)
2.      Pengertian
Menurut Kooiman
Good governance adalah proses interaksi politik antara pemerintah dan rakyat di berbagai bidang yang membahas tentang keentingan masyarakat luas dan tindakan pemerintah atas kepentingan tersebut.
Menurut World bank
Good governance merupakan penyelenggaraan tata pembangunan yang sesuai dengan prinsip demokrasi, bertanggung jawab, bebas dari unsure korupsi dan menerapkan disiplin meumutuskan anggaran.
3.      Konsep
·         Transparansi (transparency)
·         Akuntabilitas (accountability)
·         Pertanggungjawaban (responsibility)
·         Independensi (independency)
·         Kesetaraan dan kewajaran (fairness)
4.      Pelaksanaan
Pelaksanaan good government yang benar-benar jadi tantangan dari Kabinet Persatuan Nasional ini ialah dengan otonomi Daerah. Bagaimana refunctioning kewenangan-kewenangan pusat daerah. Kemudian reposisi dari para pegawai ke daerah-daerah. Diplot sesuai dengan kemampuan pendanaan daerah baik dari taxing power dan dari tax share.
5.      Contoh penerapan
Penerapan good government pernah terjadi di Indonesia yaitu saat pemerintahan Kabinet Persatuan Nasional Gus Dur –Mega baik dalam pembentukan maupun dalam pelaksanaannya ada pengaruh besar dari pemikiran good government.
http://fajarbax89.blogspot.co.id/2011/05/g-government.html?m=1
  
15.  Good Corporate Government
1.      Pengertian
Corporate governance merupakan seperangkat tata hubungan diantara manajemen perseroan, direksi, komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya. (OECD dalam Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata, 2007:17)
Corporate governance sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. (IICG dalam G. Suprayitno, et all, 2004:18)
http://globallavebookx.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-good-corporate-governance.html?m=1
2.      Konsep
pertama, internal balance antar organ perusahaan RUPS, komisaris, dan direksi dalam hal yang berkaitan dengan struktur kelembagaan dan mekanisme operasional ketiga perusahaan tersebut. Kedua, external balance yaitu pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam masyarakat dan stakeholders.
3.      Pelaksanaan
1.      Good governance akan terwujud apabila kekuatan yang ada dapat saling mendukung yaitu :
2.      Warga dan pihak swasta yang bertanggungjawab aktif dan memiliki kesadaran, bersama dengan
3.      Pemerintah yang terbuka, tanggap, mau mendengar dan mau melibatkan warga, serta
4.      Adanya kontrol yang berjalan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar